LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Air tajin adalah sebutan untuk air berwarna putih yang muncul saat beras akan mendidih. Air tajin ini pun kerap kali digunakan sebagai pengganti ASI untuk bayi.
Lantas, apakah air tajin aman dikonsumsi untuk para bayi?
Menurut dr. Kevin Andrian, sekarang dokter yang mengambil fokus di jurnalistik medis, menyampaikan keterangan medis terkait penggunaan air tajin untuk bayi. Informasi yang dibagikannya sendiri dihimpun dari berbagai hasil penelitian, termasuk penelitian dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Menurut Kevin, pemberian air tajin kepada bayi bukan suatu hal yang dilarang. Namun, perlu diingat, hanya bayi berusia di atas enam bulan yang diperkenankan untuk mengonsumsi air tajin.
"Pada usia ini, sistem pencernaan bayi lebih siap untuk mendapatkan cairan selain ASI atau susu formula. Selain itu, air tajin yang diberikan harus benar-benar bersih dan matang," ujar Kevin.
Sementara itu, jika air tajin diberikan kepada bayi yang usianya di bawah enam bulan, akan ada resiko tertentu bagi kesehatan bayi. Masalahnya, ASI dan susu formula tidak bisa digantikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
"Jika diberikan air tajin yang nilai gizinya lebih sedikit dari ASI atau susu formula, bayi bisa beresiko mengalami kekurangan gizi," kata Kevin.
Di sisi lain, jika air tajin diberikan pada usia yang tepat dan diolah secara steril, air tajin dapat menjadi pengganti cairan tubuh. Penggantian cairan tubuh ini cukup penting ketika bayi menderita dehidrasi akibat diare atau muntaber.
Meski memang bisa dikonsumsi untuk bayi, air tajin tidak dianjurkan untuk diberikan terlalu sering. Pasalnya, jika alat dan airnya kurang steril, maka kandungan air tajin bisa terkontaminasi kuman atau bahan kimia yang tidak bisa ditoleransi bayi. [*]