LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Salah satu cara mengenal para nabi yang telah tiada yakni dengan menulusuri kisah hidup. Mulai dari di mana ia dilahirkan sampai dimakamkan.
Sebagaimana dengan Nabi Ibrahim, Ibnu Katsir melalui kitabnya, Bidayah wa al-Nihayah, menjelaskan, Nabi Ibrahim lahir di Babilonia yang termasuk wilayah Irak.
Meski begitu, ada juga yang mengatakan Nabi Ibrahim lahir di Damaskus; ada yang berpendapat di Harran; dan ada pula yang mengatakan di Ahwaz.
Pada dasarnya, Nabi Ibrahim lahir dan tinggal di negeri di mana tauhid kepada Allah Swt tidak berpengaruh dalam kehidupan masyarakatnya. Umat manusia kala itu telah menyimpang dengan menyembah berhala.
Para sejarawan Muslim menyebut, Babilonia bisa diklaim sebagai tempat Nabi Ibrahim lahir. Ini adalah tanah orang Kasdim, terutama pada masa pemerintahan raja tiran yang dikenal sebagai Namrud.
Ibnu Katsir juga menjelaskan ihwal wafatnya Nabi Ibrahim dalam kitabnya berjudul Qoshosh al-Anbiya (Kisah-Kisah Para Nabi). Dia menyampaikan beberapa pendapat tentang bagaimana Nabi Ibrahim wafat.
Ada yang mengatakan Nabi Ibrahim wafat secara mendadak. Ada lagi yang menyebut beliau wafat karena suatu penyakit yang dideritanya.
Adapun usia Nabi Ibrahim ketika wafat, yaitu 175 tahun. Versi lain menyebut usia wafatnya adalah 190 tahun, dan ada juga yang mengatakan 200 tahun.
Lokasi makam Nabi Ibrahim disebut berada di sebelah istrinya, Sarah, yaitu di sebuah gua di Hebron, Palestina. Kedua anak Nabi Ibrahim, yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishak, memakamkan beliau di sana.
Hal itu didasarkan pada mayoritas ulama yang berpendapat makam Nabi Ibrahim berada di Palestina, tepatnya di Hebron, lebih detailnya lagi di sebuah gua (Makhpela). [*]