RANCASARI, AYOBANDUNG.COM  — Cuaca ekstrem yang terus menyelimuti Jawa Barat memicu kenaikan harga cabai rawit dan cabai domba. Kondisi itu tentunya cukup mengkhawatirkan bagi para pedagang-pedagang pasar yang saat ini sudah cukup dipersulit oleh pandemi. 

Harga cabe saat ini bisa menembus angka dari hingga Rp120 ribu perkilogram. Sementara, harga terendah di pasaran berkisar di harga Rp110 ribu perkilogram. 

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung meninjau bahwa  harga kebutuhan pangan di sejumlah pasar relatif stabil. Kasus yang cukup mencolok hanya terjadi kepada komoditas cabai dan beberapa kebutuhan lain yang mengalami kenaikan harga dalam nominal yang cukup signifikan. 

"Untuk cabai rawit merah di Pasar Cihaurgeulis di kisaran Rp110 ribu, Pasar Sederhana Rp110 ribu, Pasar Palasari ada yang jual Rp120 ribu, dan di Pasar Ujung Berung ada yang Rp120 ribu juga. Yang lagi naik memang cabai rawit merah atau cabai rawit domba. Dari beberapa pasar yang kita cek Rp 120 ribu itu paling tinggi," ujar Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa. 

Meiwan pun menuturkan bahwa kenaikan harga cabe tidak hanya terjadi di Kota Bandung saja. Kenaikan pun turut terjadi di wilayah lainnya yang tersebar di Jawa Barat. 

"Dari produsennya harga sudah naik memang saat ini mungkin klise masalahnya faktor cuaca menyebabkan cabenya gagal panen. Kemudian cabenya pun tidak bisa bertahan lama jadi cuma beberapa hari, cepet busuk atau kempes. Dan kemudian dari produsennya pun pada berebut karena daerah lainnya juga membutuhkan sehingga stoknya yang agak berkurang," ungkap Meiwan. 

Berdasarkan pantauan Disdagin terhadap delapan pasar di Kota Bandung, kebutuhan pangan yang turut mengalami kenaikan adalah gula pasir dengan harga Rp13 ribu perkilogram, minyak goreng dengan harga Rp13 ribu perliter, daging ayam broiler dengan harga Rp36 ribu perkilogram, telur ayam dengan harga Rp24 ribu perkilogram, dan bawang merah dengan harga Rp38 ribu perkilogram. [*]