Mengenal Wawacan dan Putri Sekar Arum

Wawacan Putri Sekar Arum (Djasepudin)

AYOBANDUNG.COM--Inilah karya sastra Sunda terunik dan menarik pada tahun 2020. Wawacan berjudul ‘Putri Sekar Arum’ jadi penanda utama bahwa, bahasa, sastra, dan budaya Sunda masih hidup. Tradisi wawacan buah dari perpaduan budaya Sunda dengan Jawa serta adumanis pakem puisi lama dengan kebebasan para pesastra dalam mereka cerita.
Disebut unik, karena buku berjenis wawacan adalah barang langka untuk zaman sekarang. Langka yang menulis, langka pula yang membaca. Menulis dan membaca wawacan membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan membiarkan imajinasi bergerak bebas. Bahkan di luar nalar sekalipun. Di antaranya unsur pamohalan seperti cerita dongeng berhamburan dalam sastra wawacan.
Disebut menarik, karena kemunculan buku berjenis wawacan di era modern sambil dihantui pandemi covid-19 ini adalah seperti ikhtiar Siti Hajar yang tetap sabar guna mencari titik sumber air untuk ananda tercinta, Ismail alaihissalam.
Maka, ketika Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda, dan Komunitas Studi Budaya (KSB) Rawayan pada November 2020 menerbitkan wawacan ‘Putri Sekar Arum’ (PSA) karya filolog Cucu Suhartini disambut positif berbagai pihak. Sebelum menjadi buku, PSA diterbitkan secara bersambung di majalah bahasa Sunda Manglé.
Agar generasi milenial tak terlalu poékeun, setidaknya ada titik terang, yuk, kita bahas selintas pintas apa itu wawacan? Apa pula isi dari PSA?
Wawacan itu dari kata waca yang semakna dengan bacaan. Secara definisi wawacan adalah karya sastra Sunda berbentuk kumpulan puisi terikat yang terdiri dari satu-kesatuan cerita. Wawacan sudah ada sejak abad 19. Pertunjukkan wawacan disebut seni beluk.
Untuk melantunkan seni wawacan atau seni beluk mesti menguasai tekhnik pupuh. Pupuh adalah jenis puisi Sunda dengan pola yang khusus dan terdiri dari 17 jenis. Setiap jenis pupuh memilki karakter berbeda. Bangunan pupuh terdiri dari pada (bait), padalisan (baris). Dalam setiap padalisan pupuh mesti memenuhi aturan guru lagu (vokal terakhir) dan guru wilangan (suku kata).
Beberapa karya wawacan Wawacan Panji Wulung karya RH Moehammad Moesa, Wawacan Batara Rama karya RAA Martanagara, Wawacan Mundinglaya, dan Wawacan Aji Saka karya RH Hidayat Suryalaga.
ayo baca
Lalu, seperti apa isi dari Wawacan Putri Sekar Arum? Begini kisah singkat Putri Sekar Arum dan Gandana Gilang Buana dalam bangunan pupuh Kinanti, Mijil, Asmarandana, dan Durma.
Selain cantik rupa, karakter PSA adalah sopan, pintar, religius, dan penuh dengan ilmu. Tentu saja disukai semua kalangan. Terlebih laki-laki. Namun, belum ada satupun yang bisa mencuri hati PSA.
Dalam wawacan PSA digelar sayembara menaklukkan maung (harimau). Maung yang buas itu hanya bisa ditaklukkan oleh raja, yaitu ayahanda PSA. Maung ditikam keris raja. Maung yang sudah meregang nyawa lalu dikuliti, dibedah bagian dalamnya. Dari perut maung ditemukan seonggok mayat yang dibungkus kain putih. Tapi kain putih itu kuat. Keris raja juga tidak bisa merobek sehelai benangpun.
Hanya PSA yang bisa merobek dan membuka siapa mayat dalam kain kafan itu. Ternyata sosok mayit itu adalah Pangeran baik budi namun sempat tergoda putri jin yang menyamar jadi putri cantik. Tak hanya Pangeran, PSA pun bisa mengeluarkan oray bedul dari dalam kain kafan.
Seketika Pangeran hilang dari keraton. Diceritakan dibawa ke alam perjinan.
Mengapa Pangeran bisa tergoda Jin Ifrit? Apakah Pangeran bisa kembali ke alam nyata dengan selamat? Bagaimana pula akhir cerita hubungan Pangeran dengan Putri Sekar Arum?
Akan lebih baik Anda membaca langsung Wawacan Putri Sekar Arum. Sebab, ketika membaca akan banyak temuan sastra yang lebih bermakna dan mengagumkan.
Selamat membaca.
ayo baca
Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
artikel terkait