Program Petani Milenial Jangan Asal

Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Edi Rusyandi bersama para petani. (Ayobandung.com/Tri Junari)
SINDANGKERTA, AYOBANDUNG.COM -- Program pencetakan 5 ribu petani milenial digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diharapkan tidak asal-asalan dan dilakukan secara terpadu dan komprehensif.
Merubah pola pikir milenial untuk tidak lagi menganggap petani sebagai profesi murahan menjadi titik awal suksesnya program petani milenial Jawa Barat.
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Edi Rusyandi menilai, hingga saat ini alih generasi petani belum berjalan dan masih didominasi kalangan tua. Bukan hal yang tidak mungkin kedepan negara kita akan kehilangan tenaga kerja di sektor pertanian ini.
"Jika dibiarkan, kita akan mengalami krisis regenerasi petani. Karena petani yang ada sudah tidak produktif lagi. Tentu saja ini sangat memprihatinkan. Padahal negara kita dikenal dengan corak dan karakter agraris," kata Edi Rusyandi saat melakukan kunjungan kerja di Kelompok Sinar Hati Pasir Pogor, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Senin (1/3/2021).
Fenomena ini, lanjut Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini, harus menjadi perhatian para stakeholder pertanian, baik di pusat maupun daerah. Jika dibiarkan, akan menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan ditengah laju pertumbuhan penduduk negara kita.
"Ada kesan seolah menjadi petani itu profesi rendahan, kasar, dan tidak menjanjikan kesejahteraan. Itu telah menjadi mindset dikalangan petani sendiri," tutur Wakil Ketua GP Ansor Jabar ini.
ayo baca
Dalam menghadapi tantangan ini, menurutnya harus ada program regenerasi petani yang terpadu dan komprehensif diiringi strategi yang tepat agar generasi baru mau terjun dibidang pertanian.
"Kuncinya harus ada komitmen dan keberpihakan untuk memajukan dunia pertanian dan meningkatkan derajat kaum tani secara komprehensif. Jangan sepotong sepotong. Dirumuskan peta jalannya seperti apa untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjangnya. Termasuk membereskan permasalahannya hari ini dari hulu sampai hilir,"ungkapnya.
Menurut legislator asal Kabupaten Bandung Barat ini, dalam upaya regenerasi petani harus menjadikan bidang pertanian menjadi hal yang menarik dan membudaya dikalangan genersasi muda kita.
"Yaitu mendekatkan pertanian dengan passion anak muda masa kini berbasis teknologi digital. Menggalakan pelatihan berbasis smart farming, Memfasilitasi inovasi baru, memberikan insentif bagi petani milenial, akses permodalan dan pasar yang mudah," kata Edi.
Selain itu, penting juga menurut Edi mengembalikan dunia pertanian sebagai bagian tradisi dan budaya masyarakat dengan jalan mengintegrasikan bidang pertanian dalam dunia pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.
"Tidak kemudian suguhannya semata profesi dan keuntungan finansial. Tapi lebih dari itu mendudukan kembali pertanian sebagai tradisi dalam kerja membangun peradaban. Diharapkan lahir generasi baru petani yang produktif dan berkualitas sesuai dengan tantangan jaman," pungkasnya.
ayo baca
artikel terkait