Fokus Kembangkan Alat Bukti, Kejaksaan Tasikmalaya Cari Dalang Sunat Bansos

Ilustrasi --Bansos Covid-19. (Istimewa)
TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya terus mengembangkan alat bukti dalam tahapan penyidikan terhadap dugaan kasus pemotongan dana hibah bantuan sosial (bansos) yang menimpa lembaga pendidikan keagamaan di Kabupaten Tasikmalaya.
Upaya itu dilakukan, agar penyidik kejaksaan lebih cepat dalam mengungkap siapa oknum di balik pemotongan dana hibah bansos tersebut setelah pemeriksaan terhadap 14 yayasan atau lembaga yang mengalami pemotongan.
Kasi Intelejen Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya Donni Roy Hardi menjelaskan, setelah naik ke tahap penyidikan dalam penanganan dugaan kasus pemotongan hibah bansos ini, kejaksaan fokus kepada pengembangan alat bukti, hasil pemeriksaan ke 14 lembaga pendidikan keagamaan.
"Kita tengah fokus kepada pengembangan alat bukti, untuk memperkuat tahap penyidikan kasus ini dan secara bertahap kami terus memeriksa 14 lembaga pendidikan keagamaan yang mengalami pemotongan dana hibah bansos ini," terang Donni, dikutip dari Ayotasik.com, Sabtu (27/2/2021).
Donni menambahkan, bahwa penanganan dugaan sunat bansos ini akan berjalan cukup lama karena jumlah yayasan pendidikan keagamaan penerima bansos yang dipotong ini cukup banyak, termasuk yang belum terbuka ke penegak hukum.
"Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian, dalam penanganan dugaan pemotongan dana hibah bansos ini. Mohon waktu, karena lembaga atau yayasan yang mengalami pemotongan ini jumlahnya banyak, jadi kita bertahap," ungkap Donni.
Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kabupaten Tasikmalaya Yayat Hidayat menambahkan tetap menghimbau kepada para penerima bantuan hibah bansos yang mengalami pemotongan untuk tidak ragu menyampaikan dan terbuka kepada kejaksaan.
"Karena kejaksaan siap melakukan pendampingan hukum, bahkan ketika ada pihak tertentu yang mencoba menghalangi proses penyidikan akan tegas melakukan penegakan hukum terhadap pihak tersebut, karena ada sanksi hukumnya," kata Yayat.