Jerit Perajin Panci Dihantam Pandemi Covid-19

Perajin Panci di Kampung Cikalang Kaler, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. (Ayobandung.com/Mildan Abdalloh)
CILEUNYI, AYOBANDUNG.COM -- Pandemi covid-19 membuat hampir seluruh sektor terdampak, tidak terkecuali perajin panci di Kampung Cikalang Kaler, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Setahun belakangan, akibat sepinya penjualan membaut perajin mengurangi produksi, salah satunya adalah Kardi, seorang perajin panci di Kampung tersebut.
"Pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap penjualan. Produksi masih tetap berjalan, tapi jauh berkurang," ujar Kardi, Rabu (24/2/2021).
Dalam satu tahun terakhir, terjadi perubahan besar terhadap bisnis panci di Kampung Cikalang Kaler. Sebelum pandemi, Kardi mengaku memiliki dua sampai tiga karyawan untuk membuat panci.
"Sekarang tidak ada yang kerja, produksi hanya dilakukan sendiri," katanya.
Saat keadaan normal, kata Kardi, tempat pembuatan panci miliknya bisa memproduksi puluhan bahkan ratusan panci. Kini hanya kisaran 20-an panci setiap hari dibuatnya.
"Satu orang bisa membuat 20-an panci kecil, kalau yang besar paling 10 buah. Dulu ada 3-4 karyawan, sekarang karena penjualan menurun, jadinya produksi dilakukan oleh saya sendiri, tidak ada pegawai," ungkapnya.
Penjualan panci juga hanya dipasarkan di wilayah jawa Barat, padahal dulu panci yang diproduksinya sampai ke luar pulau, terutama Sumatera.
Disaat bersamaan, bahan baku pembuatan panci juga mengalami kenaikan harga. Dulu bahan baku seng yang disebut anti karat, hanya Rp18.000/kg, sekarang harganya mencapai Rp21.000/kg.
Walaupun kenaikan hanya berkisar Rp3.000/kg, namun kata Kardi sangat berpengaruh terhadap pendapatan, karena panci permintaan yang kurang membuat pihaknya sulit untuk menaikan harga.
Padahal untuk dari pembuatan panci tidaklah besar, satu panci kecil hanya dijual seharga Rp14.000/buah, setiap kg bahan baku hanya bisa membuat dua buah panci ukuran kecil.
"Inginnya pandemi segera berakhir. Kalaupun ada bantuan pemerintah, bukan bantuan langsung, tapi lebih kepada penjualan. Kalau penjualan lancar, usaha juga akan lancar," tutupnya.