“Si Madu” dan Jenis Buah Nanas yang Paling Enak

Buah nanas. (Pixabay)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Berbicara tentang buah nanas, banyak orang selalu mengaitkan dengan nanas “Si Madu” dari Subang. Pak Ade salah satu petani nanas Kota Subang menjelaskan, "Nanas Madu itu buah nanas yang tidak ada bibitnya. Semua bibit nanas sama dan tidak ada yang spesifik."
Kata Pak Ade, banyak orang yang datang ke Kota Subang hanya untuk mencari bibit nanas “Si Madu”. Nanas yang ada di kota Subang bibitnya berjenis nanas Verietas Smooth Cayenne.
Banyak sekali para pedagang yang menjajakkan buah nanasnya dengan menyebut “si Madu”. Padahal buah itu adalah nanas biasa.
Dikatakannya, jika benar buah itu buah nanas “si Madu”, para penjual biasanya menyembunyikannya karena nanas “si Madu” merupakan buah nanas yang langka dan bisa dipastikan harganya lebih mahal ketimbang buah nanas biasa.
Dari segi fisik, tak mudah menentukan mana nanas “si Madu” dan mana nanas biasa. Tapi Pak Ade menjelaskan beberapa cara agar kita mampu mengenalinya. Salah satunya, yaitu dengan kita melihat kulitnya.
Buah nanas si Madu bisanya memiliki kulit yang memilki semacam lendir berwarna putih. Warna kulitnya pun cenderung hijau tidak berwarna kuning terang. Dan jika kita pukul buahnya akan menimbulkan suara seperti halnya kita menyentil telapak tangan kita. Dan jika suaranya terasa lebih berdengung dapat dikatakan itu bukanlah buah nanas “si Madu”.
Jenis Nanas
Mantan peneliti di Lab. Teknologi Pasca Panen, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Herbagijandono, menyebut nanas-nanas di Indonesia digolongkan ke dalam dua kelompok utama berdasarkan duri daun: berduri dan tidak berduri.
Nanas yang daunnya tidak berduri termasuk varietas Cayenne. Sedangkan Queen dan Spanish mewakili kelompok nanas dengan daun berduri.
Daun nanas Cayenne ini tidak berduri. Rasanya manis asam. Diameter buah 11-16 cm dengan berat 1,8-2,3 kilogram. Bahkan ada yang mencapai 5-7 kg yang dikenal dengan nama Walungka atau Sarawak.
Kandungan airnya cukup tinggi, dan empulur (hatinya) relatif kecil. ‘Mata’nya pun tidak dalam. Karena ukuran dan rasanya, nanas ini paling cocok dikalengkan. Selain kelebihan itu, kekurangannya adalah perubahan warna kulitnya agak lambat, sehingga kadang buah sudah matang, tapi kulitnya tampak masih hijau.
Varietas Cayenne dikenal di beberapa daerah di Indonesia dengan nama berbeda. Seperti Cayennelis (Palembang dan Salatiga). Suka Menanti (Bukit Tinggi), Serawak (Tanjung Pinang dan Pacitan), Bogor (Pontianak, Probolinggo, dan Purbalingga), dan Paung (Palangkaraya).
Namun hanya di Subang pertumbuhan Cayenne yang amat baik sehingga sebutan nanas Subang seolah identik dengan nanas Cayenne.
Nanas Queen paling pas dihidangkan di meja. Rasanya manis, aromanya harum, dan warna kulitnya enak dilihat: kuning cerah dan kemerahan. Beratnya sekitar 1 kilogra. Bentuk buah cenderung panjang. Kekurangannya, ukuran buah kecil, dan matanya agak dalam sehingga banyak daging buah yang terbuang ketika dikupas.
Varietas Queen yang paling paling banyak dihasilkan dari: Bogor (gati, kapas, dan kiara), nanas Palembang, serta batu dari Kediri. Ditemukan juga di: Pontianak (nanas cina), Palangkaraya (nanas betawi), Purwokerto (nanas batu), Kediri (nanas bali/jawa), Jember (monserat dan bali), Bondowoso (kidang dan uling), Sumenep (durian), dan Salatiga (nanas bogor).
Meskipun waktu matang rasanya manis dan aromanya tajam menyenangkan, varietas Spanish ini kurang disukai karena berserat. Nanas ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil.