Kisah Yayan Taryana, Penjual Tanaman Hias Beromzet Puluhan Juta

Koleksi tanaman hias milik Yayan Taryana (Suara.com)
LEMBANG, AYOBANDUNG.COM--Pria itu bernama Yayan Taryana (42) tak akan lupa dengan jenis tanaman kembang sepatu. Baginya, bunga tersebut adalah keberuntungan yang membawanya menjadi penjual tanaman hias yang memiliki omzet puluhan juta.
Penjual tanaman hias asal Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu ingat betul ketika masa-masa sulit tahun 1997, ketika itu ia mengalami kesulitan ekonomi.
Ada masa di mana saat Yayan kehabisan stok uang hingga tak bisa membeli susu untuk anaknya yang masih berusia 5 bulan saat itu. Kemudian ia menjual tanaman semak suku Malvaecae itu.
"Waktu itu saya jual 4 tangkai, satunya 5 ribu," ujar Yayan, Sabtu (20/2/2021).
Sejak saat itu, Yayan berpikir dan meyakini bahwa berjualan tanaman adalah usaha yang akan dijalaninya. Baginya bersama sang istri, kembang sepatu adalah penyelamat hidup.
ayo baca
"Bagi saya, tanaman itulah yang menyelamatkan kami. Dan saya sejak saat itu mulai serius berjualan tanaman," tutur Yayan.
Sebelum berjualan tanaman, Yayan sempat mencoba beberapa usaha seperti ternak cacing untuk menghidupi keluarganya. Namun harapan untuk meraih kesuksesan saat itu belum terwujud.
Kemudian tahun 1997 ia mulai merambah dunia tanaman, yang memang sebelumnya sudah digeluti keluarga besarnya. Namun kesukesan tak kunjung datang juga, sehingga saat itu ia tak terlalu serius bisnis tanaman.
Hingga akhirnya ia harus mengalami betapa susahnya membeli susu untuk anak cikalnya. Sejak saat itu Yayan pun mulai serius usaha tanaman.
"Memang dari nol saya rintis usahanya," ujarnya.
ayo baca
artikel terkait

Mau Tidur Nyenyak Tiap Malam? Sediakan 4 Tanaman Hias Ini di Kama...

Mengunjungi Gelaran Bandung Plant Hunt 3.0

Kunjungan Wisata ke The Great Asia Afrika Menurun

Percantik Lingkungan dengan Tanaman Hias
Cara Merawat 'Janda' di Rumah

Menanam Bonsai di Masa Pandemi

Menilik Rumah 'Si Kabayan' di Lembang

Penjualan Tanaman Hias Meningkat saat Pandemi Covid-19