17 Februari: Lahirnya Inggit Garnasih, Tulang Punggung Soekarno

Inggit Garnasih dan Ir. Soekarno (Wikimmedia Commons)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Di Bandung, 133 tahun yang lalu, Inggit Garnasih lahir. Tak banyak cerita yang diketahui tentangnya, sebelum ia menjadi istri dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Begitu pula setelah ia menjadi istri dari Soekarno. Sejatinya namanya tak terlalu digembar-gemborkan dalam sejarah politik nasional.
Kurang menghargaikah catatan historis kita terhadap peran perempuan? Tidak juga, sebenarnya. Sebab, peran penting Inggit memang bukan sebagai politikus. Dalam kaidah roman sejarah, ia kerap dianalogikan sebagai "pengantar". Meski lebih pas menyebut ia pendamping yang menuntun pembentukan karakter pemimpin dari Soekarno.
"Selama 20 tahun mendampingi Soekarno dalam suka duka dan segala sesuatunya. Mulai dari perjuangan pergerakan, Soekarno sekolah di THS (sekarang ITB) dan berperan luar biasa saat Soekarno dipenjara di Banceuy, Sukamiskin, sampai diasingkan ke Ende dan Bengkulu," tutur Cici Lelyana Mei, yang pernah memerankan karakter Inggit dalam sebuah monolog, sebagaimana dikutip dari Republika.co.id.
Mencari penuturan historis tentang Inggit Garnasih terbukti tidak mudah. Cici mengaku kesulitan mengorek informasi tentangnya jika hanya dari studi buku saja. Ia sampai harus bertemu dengan pihak keluarga dan saksi-saksi hidup demi memahami karakter Inggit.
Senada dengan Cici, Profesor Nina Herlina Lubis, Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran, pun sepakat bahwa Inggit memiliki peran yang besar terhadap hidup Soekarno.
"Meskipun ia berpendidikan rendah, namun berhati emas. Bung Karno pun mengakui berutang budi kepada Inggit," ungkap Nina.
ayo baca
Dia setia menemani Soekarno dari masih berkuliah sampai mengantarkan Soekarno ke gerbang kepemimpinan tertinggi di Indonesia. Ia menopang perjuangan Soekarno dan menjadi sandaran ekonominya.
Tak berlebihan, jika pada masa awal perjuangan Soekarno sebelum menjadi Presiden Pertama Indonesia, Inggit ialah tulang punggungnya. Berkat Inggit, Soekarno dapat memusatkan fokusnya pada dunia politik, tanpa perlu khawatir akan kebutuhan hidup keluarga.
Tetapi cinta ialah sesuatu yang sulit dimengerti seutuhnya, terutama oleh pihak eksternal yang sekadar mendengar desas-desus. Kendati banyak sumber menyebut perceraian Inggit dan Soekarno terjadi karena Fatmawati, kita tak pernah benar-benar tahu isi kepala mereka. Mungkin Inggit dan Soekarno punya alasan tersendiri untuk berpisah pada tahun 1943.
Di sebuah rumah, di Jalan Ciateul No.8, Inggit bertemu untuk terakhir kalinya dengan Soekarno pada tahun 1960. Di sini, Inggit masih melanjutkan kegemarannya, tak berhenti berdagang, ia berjualan jamu, bedak, dan tembakau.
Pada tahun 1970, Inggit pun harus merelakan kepergian mantan suaminya. Dan sampai akhirnya pada 13 April 1984, saat umur 96 tahun, Inggit berpulang.
ayo baca
"Inggit antarkan Kus sampai di sini. Inggit ikhlas," ucap Cici dalam monolog Inggit.
artikel terkait

Menangkap Peluang Bisnis di Tengah Pandemi ala Vallina Outfit Ban...

Dua Ekor Kura Kura Ceper Menetas di Bazoga

Bandung Diselimuti Awan Mendung

Cuaca Panas Kota Bandung
_thumb.jpg?w=93&h=60)
Bandung Lengang di Hari Pertama Lebaran

Info Grafis: Misteri di Balik Nama Kuliner Bandung yang Hits

Dilanda Banjir Bandang, SD di Cijambe Diliburkan

4 Pemain Ini Resmi Didepak Persib Bandung