Mengapa Kota Tasikmalaya Kembali Masuk Zona Merah?

Taman Kota Tasikmalaya akan ditutup pada saat malam pergantian tahun baru 2021. (Ayotasik.com/Heru Rukanda)
TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Kota Tasikmalaya dalam beberapa minggu terakhir ini masuk dalam katagori zona merah atau resiko tinggi penyebaran Covid-19.
Bahkan dalam evaluasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) kemarin, Kota berjuluk kota santri ini masih berada di zona merah bersama dengan 4 daerah lainnya di Jabar.
Kota Tasikmalaya yang masih berada di zona merah pun mendapat perhatian serius Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan, mobilitas masyarakat yang cukup tinggi dimungkinkan menjadi salah satu faktor masih tingginya kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya.
"Kemarin pak gubernur juga menyampaikan bahwa kota Tasikmalaya ini merupakan jalur perlintasan sehingga banyak yang keluar masuk. Itu kan mungkin bisa menjadi salah satu pemicu masih terjadinya penambahan kasus Covid-19," ujar Ivan, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, faktor lainnya bisa terjadi karena pihaknya selalu melakukan tracing cepat untuk menemukan masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Jadi kalau ada yang positif itu langsung kita tracing dan dites, sehingga ditemukan cepat juga yang nambah-nambahnya itu," ucapnya.
Ia mencontohkan, misalnya ada satu anggota keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka semua kontak eratnya langsung di-tracing dan dari kontak erat itu dan ada saja yang hasil tesnya positif.
"Kita kan lakukan cepat untuk mencari yang positif agar bisa cepat dilakukan karantina untuk mencegah penularan," ungkapnya.
Ivan menuturkan, pihaknya akan melakukan rapat evaluasi lagi bersama tim satgas, sekalian mengevaluasi surat edaran wali kota serta untuk mengambil langkah ke depannya.
"Besok, Kamis (7/1/2021) kita akan evaluasi soal penanganan Covid-19 dan mementukan upayanya," ungkapnya.
Ia meminta masyarakat turur berperan aktif dalam pencegahan penularan Covid-19 di Kota Tasikmalaya, dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Di satu sisi, pihaknya tidak ingin kegiatan masyarakat terganggu secara signifikan dan tidak ingin masyarakat yang sehat ikut tertular.
"Intinya memang diedukasi masyarakat. Kita juga tidak tahu kan orang yang kelihatannya sehat tapi ternyata membawa virus. Ini yang perlu disadari oleh kita semua," tandasnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga terus berupaya untuk menekan penyebaran Covid-19 agar tidak terjadi penularan, dan itu berarti semua harus patuhi protokol kesehatan.
"Mudah-mudahan gak nambah lagi ya kasusnya," ungkapnya.