5 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir di Akhir 2020
Banjir merendam permukiman penduduk di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. (Ayocirebon.com/Erika Lia)
SUSUKAN, AYOBANDUNG.COM -- Ratusan orang terdampak banjir di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, hingga harus mengungsi, Selasa (29/12/2020). Selain di Susukan, banjir juga merendam 4 kecamatan lainnya.
Banjir setidaknya merendam permukiman penduduk di 2 desa di kecamatan itu, masing-masing Desa Susukan, Blok Dusun Keramat dan Panjunna, dan Desa Bojong Kulon, Blok Karang Nunggal dan Blok Ranca.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan menyebutkan, 336 rumah di Desa Susukan dan 100 rumah di Desa Bojong Kulon, terdampak banjir. Banjir terjadi sebagai imbas limpasan Sungai Uwanganayam.
"Ada 650 jiwa di Desa Susukan dan 580 jiwa di Desa Bojong Kulon sebagai korban terdampak," katanya.
Selain rumah, banjir juga merendam fasilitas umum (fasum) di ke 2 desa. Sebanyak 2 SD terendam air di Desa Susukan, sedangkan di Desa Bojong Kulon 3 musala juga terkena banjir.
Akibat kejadian itu, 15 jiwa dari Desa Bojong Kulon terpaksa mengungsi. Namun, dia memastikan, saat ini para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
"Air di Desa Bojong Kulon telah surut," ujarnya.
Sementara itu, di Desa Susukan air perlahan mulai surut, dengan tinggi muka air berkisar 30-40 cm. Banjir di Kecamatan Susukan terjadi setelah hujan berintensitas tinggi turun sejak sekitar Senin (28/12/2020) siang.
Selain di Kecamatan Susukan, bencana serupa pula dialami warga di beberapa kecamatan lain se-Kabupaten Cirebon, sejak Senin petang. Di Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, 171 jiwa dari Blok Desa dan Blok Ciasem terdampak banjir.
"Di Desa Kebarepan, 21 rumah di Blok Desa dan 8 rumah di Blok Ciasem terendam banjir," tuturnya.
Hujan deras membuat Sungai Pulasaren meluap. Senin malam, air perlahan mulai surut.
Di Kecamatan Mundu, air masuk ke sebagian pemukiman warga di Desa Suci pada waktu yang sama. Banjir terutama berdampak pada 240 jiwa di Perumahan Mundu Regency, Blok Tenggelam, dengan tinggi muka air 25-35 cm.
Banjir di Desa Suci terjadi setelah saluran air atau drainase di kawasan sekitar meluap sebab tak lancarnya pembuangan air hujan. Air pun berangsur surut pada Senin malam.
Selain itu, banjir juga berdampak pada ratusan warga di 3 perumahan di Desa Gamel, Kecamatan Plered. Sebanyak 360 jiwa di Perumahan Telaga Pelangi dan 180 jiwa di Perumahan Nirwana Village terdampak dengan tinggi muka air 20-30 cm.
Selain di 2 perumahan itu, 489 jiwa di Perumahan Cahaya Permai pula terdampak banjir. Di perumahan ini, tinggi muka air 60-80 cm
"Hujan berdurasi 4 jam menyebabkan Sungai Cikenanga meluap sehingga air mulai naik pada Senin petang sampai malam hari," kata Alex.
Selain luapan sungai, banjir terjadi akibat tanggul jebol. Pihaknya sempat mengevakuasi warga yang rumahnya terendam sampai kemudian air surut pada Senin malam.
Hujan juga menyebabkan Sungai Cikuprit dan Sungai Kedungpane meluap pada Senin petang hingga membuat puluhan warga di Desa Sutawinangun, Kecamatan Kedawung, terdampak banjir. Selain masuk ke pemukiman warga, air juga mengganggu akses jalan di Jalan Kertasari.
Banjir dengan tinggi muka air 30-100 cm di Desa Sutawinangun membuat 10 jiwa dari RT 1/4 mengungsi, termasuk 2 balita di rumah ketua RW setempat. Beruntung, sejauh ini air telah surut.
Dari banjir yang mengepung sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon, Alex memastikan tak ada korban jiwa. Lebih jauh, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada mengingat masa ini memasuki puncak musim hujan.