Kabupaten dan Kota Cirebon Dikepung Banjir
Ilustrasi banjir. (Ayobandung.com/Irfan Al-Faritsi)
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Banjir mengepung puluhan rumah di Kabupaten Cirebon sampai menggenangi infrastruktur jalan di Kota Cirebon setelah hujan mengguyur selama beberapa jam.
BPBD Kabupaten Cirebon mendata, banjir merendam pemukiman warga di 2 desa di Kecamatan Plered, masing-masing Desa Gamel dan Desa Sarabau. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa pada Selasa (22/12/2020) malam ini.
Di Desa Sarabau, banjir merendam rumah warga sejak sekitar pukul 18.00 WIB. Air menggenangi setidaknya 21 rumah yang dihuni 26 KK di Blok Beringin Kulon RT 02/02, 8 rumah yang dihuni 14 KK di RT 03/02, dan 5 rumah yang dihuni 5 KK di RT 03/01.
Banjir terjadi setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur kawasan sekitar sejak pukul 16.00 WIB, telah menyebabkan Sungai Sikenanga meluap. Air diketahui mulai naik ke permukaan sekitar pukul 18.00 WIB.
Ketinggian air berkisar 40-60 cm. Petugas BPBD kemudian mengupayakan penyedotan air di dalam rumah untuk mengurangi volume air. Air dilaporkan surut sekitar pukul 23.15 WIB.
Selain di Desa Sarabau, banjir juga merendam 7 rumah yang dihuni 7 KK di Blok H Perumahan Telaga Pelangi, Desa Gamel. Kondisi di Gamel, tak ubahnya dengan Sarabau, banjir merendam pukul 19.10 WIB usai hujan pada sore hari kemarin.
Ketinggian air berkisar 20-40 cm. Petugas pula menyedot air yang menggenangi bagian dalam rumah, sebelum kemudian air dilaporkan surut pada Rabu (23/12/2020) pukul 01.15 WIB.
Secara umum, ancaman banjir masih membayangi Kabupaten Cirebon selama musim penghujan, terutama di bagian timur dan barat. Terlebih, saat ini Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) akan memasuki puncak musim hujan.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi sempat menilai 3 faktor penyebab banjir di Kabupaten Cirebon. Salah satunya kurangnya area resapan air. Kondisi itu dapat terjadi akibat masifnya pembangunan yang tak memperhatikan aspek resapan air.
"Masih ada juga masyarakat yang sembarangan membuang sampah ke sungai," ujarnya.
ayo baca
Beberapa kawasan di Kabupaten Cirebon secara geografis berada di dataran rendah. Karena itu, dia pun membuka kemungkinan banjir pula disebabkan kiriman air dari wilayah yang lebih tinggi.
Terlepas dari itu, dia menjamin kehadiran pemerintah bagi masyarakat. Hanya, di sisi lain, masyarakat pun harus aktif dan lebih disiplin menjaga lingkungan sekitar.
"Harus ada sinergitas antara masyarakat dan pemerintah untuk mencegah banjir," tegasnya.
Banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Cirebon, di antaranya Jalan Cipto Mangunkusumo, Jalan Evakuasi, Jalan Terusan Pemuda, hingga kawasan pemukiman GSP, Kecamatan Kesambi, maupun di kawasan Penyuken, Kelurahan/Kecamatan Harjamukti, Selasa (21/12/2020) petang hingga malam.
Kondisi itu menyebabkan gangguan bagi pengendara yang melintas. Di Jalan Cipto Mangunkusumo, beberapa kendaraan bahkan nyaris terendam.
Sejumlah pelintas pun memilih putar arah ketimbang terjebak dalam genangan air. Banjir terjadi setelah hujan berintensitas tinggi di Kota Cirebon.
"Tadi saya lewat Cipto banyak kendaraan yang putar arah menghindari jalan Cipto," kata Agus, warga sekitar.
Kepala Seksi Penanggulangan Bencana KPBD Kota Cirebon, Suana meyakinkan, meski banjir mengepung beberapa kawasan, sejumlah sungai di Kota Cirebon masih aman.
"Tidak ada banjir, hanya genangan air saja. Kondisi sungai aman," ujarnya.
Beberapa kawasan yang tergenang air, jelasnya, lebih karena topografi kawasan bersangkutan, seperti di Jalan Terusan Pemuda di mana terdapat titik tanah yang cekung.
ayo baca