Klaster Keluarga Merebak, Satu RW di Antapani Terapkan PSBM

[Ilustrasi] Mayoritas kasus di Kecamatan Antapani beredar di klaster keluarga. (Ayobandung.com/Kavin Faza)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Saat ini, Kecamatan Antapani menjadi penyumbang terbanyak kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung. Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) hingga Selasa (8/12/2020), terdapat 71 kasus positif aktif di kecamatan ini.
Camat Antapani Rahmawati Mulia mengatakan, mayoritas kasus di Kecamatan Antapani beredar di klaster keluarga. Bahkan, saat ini terdapat satu RW di salah satu kelurahan di Antapani yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).
"Di satu RW itu awalnya ada 15 orang yang terpapar, ada di 4-5 keluarga. Jadi pak RW-nya sendiri yang mau memberlakukan PSBM," ungkap Rahmawati saat dihubungi, Senin (7/12/2020).
Dia mengatakan, RW tersebut kemudian memberlakukan pengetatan pintu masuk dan keluar wilayah. Akses keluar masuk dibuat satu pintu sehingga memudahkan pemantauan pergerakan warga.
"Bukan berarti sama sekali tidak bisa keluar sih, tidak seketat itu. Tapi akes keluar dan masuk jadi satu pintu. Jadi terpantau setiap orang yang ada di dalam," ungkapnya.
Selain itu, dia meminta kepala RW yang bersangkutan hanya memfungsikan fasilitas publik di wilayah RW tersebut untuk warga setempat. Masjid yang biasanya terbuka untuk umum saat ini hanya bisa diakses warga.
"Fasilitas di sana juga hanya untuk orang RW saja, soalnya banyak orang luar yang suka Jumatan di sana. Untuk sementara tidak terima jemaah dari luar," ungkapnya.
Warga yang tengah sakit juga diminta tidak beribadah di masjid. Aturan ini berlaku bagi seluruh masjid di Antapani, mengingat banyaknya jumlah masjid di kecamatan tersebut yang ditakutkan menjadi sarana penyebaran Covid-19.
ayo baca
"Masjid di Antapani kan banyak, dan tidak semuanya menerapkan physical distancing. Karena ada saja yang menilai tidak afdal kalau saf-nya berjarak. Jadi bisa saja ada kasus (Covid-19) dari masjid. Kemungkinannya banyak," ungkapnya.
Adapun PSBM di RW tersebut, kata dia, berlangsung sejak 27 November 2020 hingga 11 Desember 2020. Petugas puskesmas setempat juga disebut telah melakukan tracing kontak dari kasus positif yang ada.
"Dari puskesmas sudah ada tracing, ini alasan kenapa Antapani jadi kecamatan dengan kasus tertinggi, karena rajin tracing. Standar WHO kan kalau ada yang positif wajib swab 30 orang, tapi di kita mah yang kontak erat dulu saja, minimal yang satu rumah dulu," ungkapnya.
Salah satu hal yang menyebabkan klaster keluarga merebak di RW tersebut, kata dia, adalah karena rumah penduduknya yang padat dan berdempet. Ketika ada satu warga yang dinyatakan positif Covid-19, penularan terhadap keluarga dan tetangga menjadi tak terhindarkan.
"Di RW dan kelurahan lain juga ada kasus Covid-19 tapi tidak seperti di RW itu, karena bentuknya perumnas yang 'rapat', jarak antarrumah berdekatan. Ada yang satu rumah hampir seluruhnya kedapatan (positif Covid-19)," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 tidak semakin meluas, pihaknya melakukan sejumlah langkah. Salah satunya menutup Lapang Gasmin yang kerap menjadi titik berkumpul warga.
ayo baca
"Lapang Gasmin juga kita tutup. Pedagang banyak yang protes sih, tapi ya mau bagaimana. Aspek ekonomi dan kesehatan ini harus seimbang," ungkapnya.
artikel terkait

Bjb Gelar DigiCash KickFest

Antapani Kasus Covid-19 Tertinggi

Heboh Jenazah Covid-19 Tertukar di Bogor, Keluarga Murka

Disinfeksi di Jalan Protokol Kota Bandung

Bunga Kastuba di Jalan Ir H Djuanda

Ini Dia 3 Calon Vaksin Covid-19 di Indonesia

Gegara Video Hadi Pranoto, Anji Jadi Sorotan Netizen di Twitter

Ini Sindiran Pedas Hotman Paris kepada Jerinx SID terkait Covid-1...