Pandemi, SDN Mulyodadi Bikin Buku Antologi Puisi

Warga SDN Mulyodadi Wonoayu Sidoarjo bangga dengan buku antologi puisinya. (Insiyah)

Ikatlah ilmu dengan tulisan, seorang pembelajar tak akan berhenti membaca. Membaca adalah pekerjaan yang sangat mudah namun susah untuk dikerjakan. Kebiasaanlah yang akan mempermudah kegiatan membaca, dengan membaca akan tahu banyak hal.
AYOBANDUNG.COM -- Pandemi, bukan berarti pupus semua kreativitas dan inovasi. Pandemi justru harus jadi motivasi untuk berkarya lebih baik. Seperti yang dilakukan warga SDN Mulyodadi Wonoayu Sidoarjo, selama pandemi malah menghasilkan satu karya yakni buku kumpulan puisi.
Pada 17 Maret 2020 menandai awal lockdown dari semua kegiatan yang bersifat kerumunan massa. Sekolah, bekerja bahkan beribadah semua di rumah semua karena pandemi Covid-19 melanda dunia, Indonesia tak luput dari sentuhan virus yang merebak.
Dua minggu pertama lockdown mereka masih merasa bahagia seakan libur panjang. Menginjak minggu ketiga kebosanan melanda timbullah kangen, guru kangen mengajar, mendidik siswanya, celoteh lucunya; siswa kangen dengan gurunya, nasehatnya, berbagi pengetahuan, diskusi. Sekolah mulai sepi sunyi senyap. Ditempat lain juga demikian adanya, sunyi senyap bagai tiada kehidupan. Betapa hebat Covid-19 menyayat hati, merampas kebebasan semua orang.
April 2020 momentum awal melangkah meninggalkan kesunyian dengan tetap belajar dan berkarya, sebuah ide untuk mengabadikan masa pandemi dalam sebuah tulisan. “Buku karya antologi puisi berjudul Bumi Merefresh Diri terbentuk dari kerinduan, kegalauan, kesedihan bahkan kemarahan yang merayap di relung hati setiap guru,orang tua, komite bahkan seluruh siswa SDN Mulyodadi, dan kami yakin semuanya merasakan hal yang sama,” ujar Insiyah, S.Pd., kepala SDN Mulyodadi Wonoayu Sidoarjo.
ayo baca
Berbekal dari perasaan yang sama tercetuslah ide menulis kumpulan puisi tentang peristiwa yang terjadi. “Sebagai penanda bahwa kita pernah hidup di jaman seperti ini atau bisa disebut historiografis. Karya mereka akan selalu terkenang dan abadi,” kata Insiyah.
Selama enam bulan karya dari seluruh guru, duta baca, komite bahkan paguyuban dari SDN Mulyodadi terbentuk, dengan dukungan dari kepala desa Mulyodadi, ketua Korwil Wonoayu, ketua K3S dan ketua komite semua terlaksana dengan baik.
Tepat tanggal 29 September lauching perdana karya warga SDN Mulyodadi, di-lauching dengan menggunakan media zoom. Yang di-lauching oleh Drs Solikin selaku pengawas SD Korwil Wonoayu. Acara yang sederhana namun khidmad dihadiri seluruh kepala SDN se kecamatan Wonoayu, komite sekolah, paguyuban serta seluruh duta baca SDN Mulyodadi.
Lauching buku perdana ini menandai momentum awal geliat literasi di masa pandemi.
Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
artikel terkait

Olahraga di Tengah Pandemi Covid-19

Bangkit dengan Menanam

Diskusi Bugar Jasmani di Tengah Pandemi

Geliat Kawasan Wisata Ranca Buaya

Penyuntikan Vaksin Covid-19 Digelar di 5 Faskes di Bandung

Karang Taruna Mengajar

Penyemprotan Disinfektan di Taman Tegalega

5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Berada di Pesawat Ketika Pande...