Terdampak Pandemi, Bos Wedding Organizer Buka Usaha Kuliner

Pengunjung di Travel Corner di Jalan Riau 12 Kota Bandung. ( Joseph Sugeng Iriyanto)

Kalau saja pandemi Covid-19 tidak ada, mungkin juga kedai Travel Corner tidak akan eksis seperti sekarang ini.
Efek karambol Covid-19 menggetarkan bahkan menumbangkan hampir semua lini pariwisata, keadaan tak kunjung membaik ini memaksa insan pariwisata harus memutar otak, berpikir jernih bagaimana mempertahankan hidup.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah hampir tidak ada artinya bila dibandingkan dengan durasi pandemi yang begitu panjang. Risiko dapur tidak bisa menunggu. Seperti argo taksi atau meteran listrik yang terus berputar walau tidak ada aktifitas.
Begitulah cerita dibalik lahirnya kedai Travel Corner di Jalan Riau 12 Kota Bandung, tepatnya di Gedung Seruni samping sebuah bengkel motor. Sebuah spanduk berukuran 1.5 x 1.5 meter bertuliskan Travel Corner akan menyambut tetamu yang ingin mencicipi aneka penganan kekinian.
Suasana santai dengan atmosfer yang nyaman membuat para pengunjung betah untuk menikmati sajian makanan dan minuman sambil berdiskusi, melepas kegundahan hati.
Lahan seluas 80 meter persegi dimanfaatkan sebagai café sederhana yang secara spesifik menyasar para pelaku pariwisata
“Pariwisata terutama di bidang tur and travel adalah sektor yang dirasakan paling terpukul, terkena hempasan paling awal dan pulih paling akhir. Waktu pemulihan pariwisata akan memakan waktu cukup lama,” jelas Arie Asgari, pencetus Travel Corner saat penulis menyambangi tempat tersebut.
Arie yang memiliki usaha Travel and Wedding Organizer dan juga setiap bulannya melanglang buana keliling dunia menganar para wisatawan. Namun saat ini total berhenti.
ayo baca
Baginya kondisi tersebut tidak membuat semangatnya padam ataupun patah arang. Berkat dorongan istri dan rekan pelaku pariwisata lainnya dia mencari peluang usaha lain yang bisa menjadi alternatif pemasukan.
“Bukan hanya menyelamatkan diri sendiri dari keterpurukan, tapi juga teman seprofesi harus dibantu.” imbuhnya.
Maka dengan beberapa orang yang semula aktif di bidang pariwisata dan terdampak secara ekonomi, Arie membangun usaha baru berjualan minuman dan makanan. Segmentasinya diarahan kepada para pelaku pariwisata yang jumlahnya ribuan di Bandung ini.
Berbagai jenis makanan dijual dengan harga yang sangat ringan di kantong. Misalnya BestMate premium signature drink yang segar nikmat, Pempek Tandjung, Madam Siomay Batagor, Nasi Briyani, Soto Bogor yang diracik oleh Chef terkenal hotel berbintang di Bandung, Popcorn chicken dan lain-lain.
Semua tenant adalah para pemilik usaha tur travel, petinggi di hotel berbintang, para tur leader di Bandung yang sungguh usahanya terdampak.
Travel Corner buka setiap harinya dari pk 10.00-20.00, khusus akhir pekan pk 07.00-21.00. Di akhir pekan Arie menyasar para goweser untuk singgah di kafenya, aneka gorengan, lontong endes, odading anjay, roti kukus dan bakar sebagai menu khusus yag umumnya diburu para goweser.
ayo baca
“Saya membuka peluang siapa saja rekan-rekan pelaku pariwisata yang merasa terdampak efek covid, yang memiliki semangat untuk terus berjuang menyambung hidup, hayu kita sama sama berusaha secara halal disini. Dan satu hal yang perlu dicatat adalah banyak informasi pariwisata yang bisa didapatkan disini.” tutupnya.
Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
artikel terkait

Pandemi Corona, Produksi Rumah Produksi Wajit Madu Rasa Menurun

Sudirman Street Food

Info Grafis: Misteri di Balik Nama Kuliner Bandung yang Hits

Kuliner Bandung: Sensasi Soto Mastarone yang Mengenyangkan Perut

6 Kuliner Super Ekstrem Khas Bandung
_thumb.jpg?w=93&h=60)
GO-FOOD Festival Bandung

Lotek Alkateri, Pilhan Kuliner Sarapan Kota Bandung

Kesegaran Es Goyobod ala Waone