Bima Arya Kumpulkan Dirut RS se-Bogor, Bahas Kode Etik Covid-19

Rapat koordinasi Wali Kota Bogor Bima Arya bersama direktur RS se-Kota Bogor secara daring, Selasa (1/12/2020). (dok. Pemkot Bogor)
BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Wali Kota Bogor Bima Arya menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Direktur Rumah Sakit se-Kota Bogor di ruang kerjanya secara daring, Selasa (1/12/2020).
Pada pertemuan tersebut, Bima Arya sempat mengemukakan regulasi yang membahas kode etik terkait rahasia pasien. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sangat menghargai kode etik tersebut. Namun Pemkot Bogor juga memiliki kewenangan untuk mengetahui, merujuk pada pasal-pasal yang diatur dalam regulasi yang terkait dalam rangka mengantisipasi wabah penyakit menular guna pendataan dan penanganan lebih lanjut.
Regulasi itu di antaranya UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran dan SK Wali Kota Bogor No.900.45-282 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit yang melayani Pasien dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Bogor.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno meminta rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah ditunjuk Pemkot Bogor maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Pasalnya, di Kota Bogor jumlahnya masih sangat terbatas.
Tercatat, ada 21 ruang ICU atau 11% dari total seluruh rumah sakit. Untuk itu pihaknya meminta agar hal tersebut perlu ditingkatkan.
"Tren yang ada meningkat terus karenanya kita juga harus meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Rumah sakit diharapkan kerja samanya dalam meng-update secara real time tentang keterisian tempat tidurnya agar memudahkan dalam mengatur," kata Sri Nowo Retno, seperti dilaporkan Ayobogor.com.
ayo baca
Untuk permasalahan dan kendala terkait penanganan Covid-19 yang dihadapi rumah sakit, Sri Nowo Retno memintanya untuk segera dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Dinkes Kota Bogor agar bisa segera difasilitasi dengan Kementerian Kesehatan.
"Tidak kalah penting, terkait swab test mandiri, rumah sakit diminta Kadinkes untuk melaporkan hasilnya, baik positif maupun negatif," ungkapnya.
Sementara itu Direktur Rumah Sakit di Kota Bogor menyampaikan kondisi terbaru fasilitas dan sarana prasarana penanganan pasien Covid-19 yang tersedia di rumah sakitnya masing-masing.
Salah satunya Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi yang dua pekan lalu meresmikan enam ruang isolasi bertekanan negatif dan diperkirakan mulai beroperasi pertengahan Desember 2020.
ayo baca
"Atas updatenya saya sampaikan terima kasih. Mari kita rapikan, terus koordinasi yang ada. Semoga semuanya sehat lancar," kata Bima Arya.