Pakar Imunisasi: Jangan Remehkan Covid-19 Meski Berhasil Sembuh

Simulasi vaksinasi covid-19. (Ayobandung.com/Kavin Faza)
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Tidak semua efek penyakit atau virus terjadi dalam jangka pendek. Khusus untuk sars-Cov-2 atau Covid-19, seluruh peneliti dunia masih belum mengetahui seberapa bahaya penyakit Covid-19 tersebut.
Kendati masih dalam proses penelitian, banyak masyarakat Indonesia yang merasa sudah kebal terhadap virus jika mereka sudah pernah terjangkit Covid-19. Hal ini menjadi faktor banyaknya masyarakat yang ragu untuk menjalani vaksinasi ketika vaksin Covid-19 nantinya sudah ditemukan.
Pakar Imunisasi, Jane Soepardi, menegaskan kepada masyarakat agar tetap waspada dan tidak meremehkan Covid-19 jika sudah pernah tertular.
“Covid-19 ini kita tidak tahu, ke depannya ini nanti bisa menjadi apa? Jangan merasa bangga sudah kena Covid-19, lalu sembuh. Belum tentu,” kata dia dalam penjelasannya melalui YouTube FMB9ID_IKP, seperti dilaporkan Ayojakarta.com, Selasa (1/12/2020).
Saat ini, kata Jane, pakar kesehatan dunia terus memantau orang-orang yang pernah terkena Covid-19. “Tahun depan menjadi apa? Dua tahun lagi masih sehatkah? Tiga tahun lagi masih sehatkah? Bahkan sampai dua puluh tahun lagi? Ini semua masih diteliti,” jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah menegaskan bahwa vaksin Covid-19 nantinya adalah produk kesehatan yang keamanan dan efektifitasnya sudah terjamin 100%. Hal ini perlu diyakini karena semakin maraknya hoaks dan disinformasi mengenai vaksin Covid-19.
Mengintip cara kerja vaksin
Lantas, bagaimana cara kerja vaksin dalam tubuh manusia? Menurut Dokter Penyakit Dalam, Dirga Sakti Rambe, vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh kita, akan langsung dikenali oleh tubuh. Setelah itu, tubuh akan melawan dengan membentuk antibodi.
“Antibodi ini fungsinya sebagai kekebalan. Kemudian tubuh akan mengingat atau memiliki kemampuan memori agar bila di masa mendatang kita terpapar oleh virus yang alamiah, maka tubuh sudah punya kekebalannya,” jelas Dirga dalam diskusinya di YouTube FMB9ID_IKP, Senin (23/11/2020).
ayo baca
Namun, kata dia, tidak semua vaksin mengandung virus yang dilemahkan. Kebanyakan vaksin mengandung komponen.
“Jadi kalau virus ibaratnya ada tangan dan kaki, jadi vaksin hanya mengandung komponen virus sehingga saat vaksin tersebut diberikan kepada tubuh kita, maka vaksin tersebut tidak bisa menimbulkan penyakit,” ujar dia.
Selain memberikan informasi mengenai vaksin dan cara kerjanya, Dirga juga mengungkap kebenaran terkait banyaknya disinformasi vaksin Covid-19. Salah satu yang dibeberkan adalah mengenai disinformasi vaksin yang mengandung racun.
Dirga menegaskan, sebelum suatu vaksin dapat digunakan luas oleh masyarakat, vaksin itu sudah harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk mendapat persetujuan itu, harus melalui tahapan yang sangat panjang melalui penelitian dan uji klinis untuk memastikan keamanan dan efektifitasnya.
“Oleh karena itu jika ada vaksin yang sudah mendapat izin untuk digunakan itu sudah dipastikan aman dan efektif,” jelasnya.
Lalu, bagaimana dengan perkembangan penelitian vaksin di dunia saat ini? apakah sudah mendapatkan lampu hijau dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)?
Dirga menuturkan bahwa pihaknya memang mendengar dan mendapat laporan terkait beberapa kandidat vaksin Covid-19, yang menunjukkan efektifitas yang cukup baik. Namun, dia menegaskan, laporan tersebut sifatnya hanya sementara.
“Sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang mendapatkan full approval. Kita mengharapkan dalam waktu dekat akan ada,” harapnya.
ayo baca
artikel terkait

Begini Cara Kerja dan Efek Samping Vaksin Covid-19

Sekda Kota Bandung Jalani Vaksinasi Covid-19

Gubernur Jabar Tinjau Vaksinasi Covid-19

Ariel Noah Disuntik Vaksin Covid-19

Distribusi Logistik Vaksinasi Covid-19

Simulasi Vaksinasi Covid-19 Kota Bandung

Rusia Tawarkan Vaksin Covid-19 Murah ke Indonesia

Penyuntikan Vaksin Covid-19 Digelar di 5 Faskes di Bandung