Sumur Peninggalan Belanda di Indramayu Kembali Semburkan Lumpur dan Gas

Semburan lumpur dan gas di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. (Ayocirebon.com/Erika Lia)
INDRAMAYU, AYOBANDUNG.COM -- Semburan lumpur liar akibat gas kembali muncul di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Diawali bunyi kencang, semburan ini berpotensi menimbulkan kebakaran.
Semburan lumpur akibat gas di lokasi tersebut sebelumnya ditemukan pada sekitar akhir Oktober lalu. Kemunculannya di tengah sawah, tak jauh dari permukiman warga, dan merupakan bekas sebuah sumur peninggalan masa Belanda.
Sabtu (28/11/2020), semburan dilaporkan kembali muncul. Padahal, pada Rabu (25/11/2020), PT Pertamina diketahui telah memperbaikinya.
Semburan lumpur kali ini dinilai semakin mencemaskan karena lebih besar dan mengeluarkan bunyi kencang. Muncul dari titik yang sama dari kejadian sebelumnya, semburan itu menguarkan aroma gas menyengat.
Salah seorang warga, Dana (54) mengungkapkan, semburan kembali muncul pada Sabtu malam disertai suara kencang.
"Bunyinya mirip pesawat terbang yang lewat," katanya, Senin (30/11/2020), seperti dilaporkan Ayocirebon.com.
Khawatir dengan keadaan itu, warga pun melaporkannya. Mereka gelisah karena semburan tak jauh dari permukiman.
Selain ledakan, warga pun mencemaskan kemungkinan dampak yang timbul akibat semburan lumpur tersebut pada tanaman di sawah di sekitarnya. Karena itu, mereka mengharapkan upaya penanggulangan segera kembali dilakukan.
"Takut semakin besar, saya harap segera diatasi," pintanya.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, A, Fatah mengungkapkan, semburan gas liar itu berisiko memunculkan kebakaran.
"Hasil pengecekan menggunakan alat detektor gas Rae oleh petugas PT Pertamina, semburan gas memiliki kandungan lower explosive limit (LEL) sebesar 22,3% dengan radius 5 meter," terangnya.
Meski terbuka risiko kebakaran, pihaknya meyakinkan, semburan itu tak berisiko menyebarkan racun berbahaya.
Pihaknya telah berupaya menghindarkan dampak semburan yang muncul atas pemukiman. Untuk ini, pihaknya membuka semburan dari palep guna menghindari beratnya tekanan gas.
"Kami juga sudah memasang garis polisi dan mengimbau masyarakat tak mendekat, termasuk menyalakan api di sekitar lokasi," tuturnya.