Mengombinasikan Kecerdasan Otak dengan Aktivitas Olahraga
Keseruan saat peserta didik bermain tic-tac-toe sambil berolahraga. (Anas)

AYOBANDUNG.COM -- Sering kita temui di lapangan, bahwa ada peserta didik yang terampil di bidang olahraga tapi kurang baik di bagian nilai akademiknya dan begitupun sebaliknya peserta didik yang pandai dalam segi akademiknya sering kali kurang pada keterampilan olahraganya.
Hal tersebut sering mengganggu pikiran Mokhammad Azwar Anas, S.Pd., seorang guru PJOK SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.
“Oleh karena itu saya sebagai guru penjas di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo berusaha mencari cara bagaimana memberikan pembelajaran yang bisa membuat kedua aspek tersebut dapat balance, baik itu kecerdasan otak maupun keterampilan gerak peserta didik,” ujar Anas.
Tentu Anas berupaya menerapkan berbagai metode agar tujuannya tercapai. Dan pilhannya jatuh pada sebuah permainan yang biasa dilakukan kala waktu senggang.
Dengan memberikan sebuah game yang dapat membuat anak-anak senang dalam berolahraga, juga dapat menumbuhkan kecepatan dan ketepatan berpikir anak yaitu menggunakan permainan tic-tac-toe berkelompok. Permainan yang sering dilakukan di kertas dengan menggunakan pensil atau bolpoint untuk memberi tanda pada sembilan kotak ada. Pemain yang dapat membuat pola sejajar baik secara horizontal, vertikal, maupun menyilang maka dinyatakan pemenangnya.
ayo baca
Terinspirasi dari permainan tersebut maka Anas berusaha menerapkannya di lapangan pada materi kebugaran jasmani komponen kecepatan dan kelincahan. Teknisnya peserta didik dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang sama jumlahnya yaitu kelompok A lawan B dan kelompok C lawan D. Pada tiap anggota kelompok berbaris ke belakang, pada pemain pertama, kedua, dan ketiga membawa penanda (marker) dengan warna yang berbeda.
Siapa yang menang pada suit maka dapat giliran pertama menaruh tanda (marker) pada salah satu bidang di 9 kotak yang sudah tersedia. Apabila telah sampai pada pemain ke tiga maka pemain berikutnya hanya menggeser penanda tersebut.
Dengan catatan setiap pemain yang melakukan harus berlari sprint, berlari zig-zag, meloncati cone, dengan teknik yang baik dan benar sebelum menggeser marker yang ada. Serta pemain hanya memiliki waktu 3 detik untuk berpikir saat sudah sampai di depan kotak 9, apabila lebih dari itu maka dinyatakan kalah. Dan juga apabila pemain salah dalam mengambil keputusan maka akan merugikan timnya sendiri. Oleh karena itu pemain harus bertindak cepat dan tepat. Terbukti beberapa anak tidak dapat konsentrasi dengan baik apabila harus berpikir cepat dan tepat dalam kondisi melakukan aktivitas olahraga.
“Tujuan dari permainan ini antara lain untuk meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran olahraga, menyeimbangkan kecerdasan otak dengan kekuatan otot, dalam situasi apapun kita harus dapat mengambil keputusan dengan tepat. Semoga permainan seperti diatas dapat bermanfaat untuk anak-anak dan dapat tercapai tujuan-tujuan yang diharapkan,” kata Anas.
Kegiatan olahraga bukan sekadar kegiatan kebebasan fisik tapi bisa juga digunakan untuk melatih kecepatan, ketelitian otak. Kalau sudah begini, siapa yang enggan olahraga?
ayo baca
Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
artikel terkait

Olahraga di Tengah Pandemi Covid-19

Atlet Voli Duduk Gelar Latihan Untuk Jaga Stamina

6 Manfaat Kesehatan Olahraga Petualangan

Berolahraga di GOR Saparua

Putra Banjaran KU-2008 Ikuti Trofeo Eleven 2019
_thumb.jpg?w=93&h=60)
6 Kebiasaan yang Bisa Bikin Kamu Cerdas

Berolahraga di Lapangan Gasibu

Stadion Terindah Dunia, Salah Satunya di Indonesia