Satgas Covid-19 Akan Terbitkan Buku Pedoman Perubahan Perilaku dalam Berbagai Bahasa Daerah

Talkshow “Pesan Perubahan Perilaku Dalam Bahasa Ibu” dari Media Center Graha BNPB, Rabu (18/11/2020). (BNPB)
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Bahasa daerah tersebut sangat berperan penting dalam menyampaikan pesan protokol kesehatan kepada penutur asli.
Berdasarkan hal tersebut, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku berkolaborasi dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerjemahkan Buku Pedoman Perubahan Perilaku dalam berbagai bahasa daerah.
Hal ini diharapkan dapat mempermudah penyampaian pesan perubahan perilaku ke seluruh wilayah Tanah Air.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kemendikbud, Prof. E. Aminudin Aziz, menjelaskan proses penerjemahan ke dalam bahasa daerah ini melalui proses yang panjang dan unik.
Azis menjelaskan proses awal adalah mengkaji lebih dulu apakah konten yang akan diterjemahkan tersebut menggunakan bahasa Indonesianya yang benar atau tidak. Jika sudah benar maka diberikan ke tim editor untuk diterjemahkan dan disebarkan lagi ke badan bahasa di 30 provinsi.
"Di badan bahasa provinsi ini diedit lagi lalu harus melalui uji keterbacaan dengan cara disampaikan kepada ahli bahasa setempat dan komunitas bahasa setempat. Setelah yakin konten bahasa tersebut benar, maka diserahkan kembali kepada kami di pusat," jelas Aziz dalam talkshow “Pesan Perubahan Perilaku Dalam Bahasa Ibu” dari Media Center Graha BNPB, Rabu (18/11/2020).
Proses ini memakan kurang lebih sekitar tiga minggu.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Sonny Harry B. Harmadi, menjelaskan mengapa panduan perubahan perlaku ini perlu diterjemahkan ke bahasa daerah.
ayo baca
"Perlu disadari bawah istilah-istilah dalam pandemi Covid-19 ini banyak yang berasal dari bahasa asing. Contohnya komorbid, mitigasi, suplemen atau virus," katanya.
Dengan bahasa yang tidak dipahami, pihaknya menduga masyarakat akhirnya cenderung tidak patuh protokol kesehatan.
"Sehingga harus digunakan bahasa-bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti dengan demikian perubahan perilaku bisa sampai ke masyarakat dan lebih efektif," lanjut Sonny.
Dia mengatakan lebih lanjut bahwa penerjemahan ini bukan sekadar menerjemahkan kata demi kata, tapi memberikan makna yang paling tepat dengan kata-kata yang paling pas dalam istilah daerah itu.
"Misalnya dalam bahasa Jawa, pandemi itu setara dengan istilah 'pageblug'. Istilah ini akan membawa pemikiran kolektif masa lalu bahwa pandemi ini pernah terjadi di tahun 1918 dan menyebabkan kematian 4 juta jiwa di Indoensia. Maka ketika ada istilah 'pageblug' maka masyarakat dengan sendirinya akan makan makanan sehat atau berjemur," tukas Sonny.
Sejauh ini buku Pedoman Perubahan Perilaku ini sudah diterjemahkan ke dalam 74 bahasa daerah.
Ayobandung.com sendiri sudah menerjemahkan beberapa konten protokol kesehatan ke dalam bahasa Sunda dengan mengusung karakter lokal si Cepot.
ayo baca