BANDUNG HARI INI: Jokowi Jadi Pinisepuh Paguyuban Pasundan, Nama PKI dan DN Aidit Disebut-sebut
Presiden Jokowi menerima gelar Pinisepuh Paguyuban Pasundan di Kota Bandung, Minggu (11/11/2018). (AyoBandung.com/Fathia Uqimul Haq)
SUMURBANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Pada 11 November 2018, tepat hari ini dua tahun lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dianugerahi gelar pinisepuh oleh Paguyuban Pasundan di kantornya di Jalan Sumatera, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Mengenakan baju adat Sunda warna putih, lelaki kelahiran Solo, Jawa Tengah, itu menerima kujang hitam dan pin emas dari Ketua Umum Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi.
Dalam sambutannya, Didi melemparkan candaan agar sang kepala negara, setelah bergelar pinisepuh, tidak merebut jabatannya sebagi Ketua Umum Paguyuban Pasundan.
"Karena saya baru satu periode Pak, sama dengan Bapak, baru satu periode. Lanjutkan, Pak," ujar Didi seperti dilansir oleh Suara.com.
Candaan itu membuat hadirin tertawa.
Infrastruktur Jawa Barat
Didi Turmudzi menjelaskan alasan Paguyuban Pasundan memberikan gelar pinisepuh kepada Jokowi. Menurut dia, gelar ini merupakan penghormatan atas pengabdian penuh Jokowi yang berjasa ke negara dan bangsa. Secara spesifik, Didi menyebut pembangunan infrastruktur di Jawa Barat.
"Alasannya, masyarakat Pasundan adalah masyarakat yang terbuka, positif, husnuzon. Siapa pun yang berbeda suku dan agama adalah saudaranya. Terlebih Pak Jokowi adalah presiden yang telah membangun infrastruktur di Jawa Barat ini," katanya dalam wawancara setelah acara sebagaimana dilaporkan wartawan AyoBandung.
Menurut Didi, Jokowi telah memberikan banyak kesempatan pada masyarakat Jawa Barat untuk bisa layak hidup dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Pinisepuh Pasundan diberikan untuk orang-orang yang penuh keikhlasan, membela masyarakat, membantu, dan berjasa bagi negara dan bangsa.
Jokowi sendiri menegaskan bakal terus fokus pada pekerjaan yang belum terselesaikan di Jawa Barat. Ia menyebut beberapa infrastruktur yang sedang dan akan dibangun, seperti Tol Ci
“Dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin dengan kerendahan hati, ingin memohon masukan-masukan, input-input kepada saya, terutama dalam ikut membangun provinsi Jawa Barat. Memang belum banyak. Airport Kertajati, Jalan Tol Bocimi yang masih dalam proses, insyaallah minggu depan separuhnya sudah kita resmikan,” tutur Jokowi dalam sambutannya.
Sang presiden lalu menyebut pentingnya kehadiran infrastruktur jalan tol di Jawa Barat. Ia sampaikan perjalanannya dari Jakarta ke Sukabumi yang memakan waktu hingga tujuh jam. Menurut Jokowi, Tol Cisumdawu sedang dalam proses pembangunan.
Jokowi juga menyebut penduduk Jabar yang mendekati 50 juta jiwa. Ia janjikan perhatian khusus untuk provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia ini. Disinggung juga oleh presiden tentang porsi tokoh Jabar di cabinet yang mestinya sesuai dengan jumlah penduduknya.
PKI dan DN Aidit
Dalam pidatonya, bukan hanya proyek-proyek infrastruktur di Jawa Barat yang disebut Jokowi. Ada nama PKI dan DN Aidit juga.
ayo baca
Jokowi memulai dengan paparan tentang betapa besar Indonesia. Ia sebutkan rinciannya: 17.000 pulau, 714 suku, dan 1.100 lebih bahasa daerah yang berbeda-beda.
Jokowi memperkuat gambaran tentang kebesaran Indonesia lewat pengalamannya melakukan perjalanan dengan pesawat udara dari Banda Aceh ke Wamena, Papua. Ia menyebut waktu perjalanan mencapai 9 jam 15 menit.
“Oleh sebab itu, saya mengajak kepada kita semuanya, jangan sampai karena pilihan bupati, jangan sampai karena pilihan wali kota, jangan sampai karena pilihan gubernur, jangan sampai karena pilihan presiden, itu adalah pesta demokrasi yang setiap lima tahun pasti ada, kita menjadi kelihatan terpecah, terbelah, tidak kelihatan sebagai saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,” katanya.
Oleh Jokowi, pidato penerimaan gelar Pinisepuh Paguyuban Pasundan ini dijadikan momentum menyampaikan beberapa klarifikasi atas isu dan fitnah yang banyak beredar di tengah masyarakat menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Yang sering ada di media sosial disampaikan Presiden Jokowi itu PKI. Masih sampai sekarang. Survei terakhir yang kita lakukan, masih enam persen masyarakat di Indonesia yang percaya bahwa saya itu PKI. Padahal, saya lahir tahun ‘61, PKI dibubarkan tahun ‘65-‘66, umur saya baru empat tahun,” tuturnya.
Jokowi juga mengklarifikasi isu-isu miring yang menerpa orangtuanya. Disampaikan oleh presiden, keluarganya merupakan keluarga muslim. Ia mempersilakan orang-orang yang tidak percaya mengecek sendiri ke masjid-masjid di sekitar rumahnya di Solo.
Tidak ketinggalan, sang presiden yang mencalonkan lagi di Pilpres 2019 dan nantinya akan terpilih lagi itu menyebut juga fitnah tentang dirinya yang disebut hadir di dekat pemimpin PKI DN Aidit yang sedang berpidato. Fitnah tersebut ketika itu ramai diperbincangkan di media sosial.
“Itu DN Aidit pidato tahun 1955, Ketua PKI, kok di dekatnya ada saya. Saya lihat-lihat, saya lihat-lihat lho kok ya mirip saya gitu. Astagfirullah. Ini pidato DN Aidit tahun ‘55, lahir saja saya belum, lha kok sudah ada di dekatnya,” katanya.
Menurut Jokowi, ia sudah melawan narasi “Jokowi PKI” ini selama enam bulan terakhir. Ia harus melawannya karena berdasarkan survei, ada enam persen warga yang mempercayainya.
Dalam Pilpres 2014, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang gagal dimenangi oleh pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Di provinsi ini juga konon isu “Jokowi PKI” laris dilahap orang.
Dalam Pilpres 2019, yang pemungutan suaranya dilakukan 5 bulan setelah penganugerahan gelar Pinisepuh Paguyuban Pasundan itu, Jokowi kembali kalah. Berpasangan dengan Amin Ma’ruf, Jokowi hanya mampu menangguk 10.750.568 suara atau sekitar 37,29 persen dari total suara yang masuk.
Capaian ini malahan sedikit turun dibandingkan hasil Pilpres 2014 ketika Jokowi, berpasangan dengan Jusuf Kalla, meraup 40,22 persen suara. Ketika itu ke-4 daerah yang dimenangi Jokowi ada di Pantura, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.
ayo baca
Di Kota Bandung, pada Pilpres 2014 itu Jokowi hanya sanggup mengumpulkan 42,31 persen. Ia kalah di 29 kecamatan. Satu-satunya kecamatan yang dimenangi adalah Astanaanyar.
artikel terkait

Beda Jurus 'Iron Man' Elon Musk dan Ade Londok

Pesan Presiden Jokowi untuk Polisi dalam Kasus Tewasnya 6 Laskar...

Jokowi Tinjau Uji Klinis Tahap III Vaksin Covid-19

Presiden Instruksikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dilanjutkan Sa...

Jokowi Minta Masyarakat Bersiap Hadapi New Normal

Peresmian Terowongan Air Nanjung

Kode \'2024\' untuk Sandiaga Uno

Siapa yang Ambil Untung di UU Omnibus Law?