Sejarah Odading, Berawal dari Celotehan Nyonya Belanda

Odading. (Cookpad/Rency Christi)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Odading, makanan warga 'kelas 2' yang dibuat dari terigu, telur, gula --yang bentuknya segi empat--sekarang sedang naik daun setelah Ade Londok mempromosikan warung Odading Mang Oleh yang ada di Jalan Baranang Siang Bandung lewat video di YouTube.
Cara promosinya beda dan lucu. Tak disangka, video tersebut menjadi viral. "Makan odading ini berasa jadi Ironman," ujar Ade.
Terlebih, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut jajan di warung itu dan berbincang dengan Ade Londok sambil disiarkan beberapa stasiun televisi. Tentu saja warung Odading Mang Oleh tertimpa rezeki nomplok.
Anak pertama Mang Oleh, Agus Rusmana (38) mengatakan, setelah viral video tersebut, kini pendapatannya bisa mencapai 10 kali lipat.
"Kalau sebelum viral paling dapatnya Rp 1 juta sehari, untuk sekarang naiknya hampir sepuluh kali lipat," ujarnya kepada Ayobandung.com, Kamis (17/9/2020).
Menurut Remy Silado dalam bukunya yang berjudul 9 dari 10 Kata Indonesia Adalah Asing, Odading lahir di tanah Sunda. Nama odading berasal dari celotehan seorang nyonya Belanda.
ayo baca
Suatu hari, putra nyonya Belanda itu menginginkan kue yang dijajakan oleh seorang anak penjual kue keliling. Kue tersebut belum memiliki nama, dibuat dari terigu, telur, gula, lalu digoreng.
Sang nyonya Belanda kemudian merasa penasaran dan kemudian memanggil anak penjual kue itu. Setelah daun pisang penutup kue dibuka, sang nyonya mengatakan dengan bahasa Belanda, "O, dat ding?" yang artinya "O, yang ini?"
Seperti itulah sejarah odading.
Di Bandung, pedagang odading hampir pasti juga menjajakan cakue, termasuk warung Odading Mang Oleh. Odading dan cakue dijual di toko kue atau dijual di pinggir jalan dengan gerobak.
ayo baca
Lihat versi bahasa Sunda di Bandungan Ayobandung: Odading Viral, Ieu Sajarahna