Sudah Lampaui Target 1 Persen, Tes Usap di Cirebon Sasar 30 Ribu Orang

Bupati Cirebon Imron Rosyadi menjalani tes usap (Ayobandung.com/Erika Lia)
CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Tes usap (swab) di Kabupaten Cirebon telah melampaui target minimal 1 persen jumlah penduduk. Meski begitu otoritas kesehatan setempat akan terus melakukan tes usap massal. Pemkab menyasar sedikitnya 30 ribu orang.
Hingga saat ini sebanyak 22.920 warga telah menjalani tes usap. Jumlah tersebut melampaui target minimal satu persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Cirebon sebanyak 2,2 juta jiwa.
Diketahui, pada Sabtu (19/9/2020), tercatat 9 pasien Covid-19 baru. Dengan begitu, jumlah pasien positif di Kabupaten Cirebon secara akumulatif mencapai 618 pasien.
Seiring penambahan kasus baru, jumlah pasien meninggal dunia pun bertambah menjadi 30 pasien dari sehari sebelumnya 27 pasien. Sementara itu jumlah pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun karantina mandiri sejumlah 389 pasien dan 199 pasien pulih.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni memastikan, meski target telah tercapai, tes usap di Kabupaten Cirebon masih akan ditambah menjadi 30.000 orang lagi.
"Pada anggaran perubahan ini, kami akan menambah uji swab sebanyak 8.000 sampel," ungkapnya.
Selain terhadap warga yang kontak erat dengan pasien positif, tes usap massal juga akan diberlakukan bagi pegawai di lingkungan perkantoran Kabupaten Cirebon.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebut, penambahan kasus yang nyaris terjadi setiap hari justru melegakan pihaknya. Hal itu dinilai sebagai bukti deteksi Covid-19 terhadap warganya berhasil.
"Lebih baik diketahui agar penanganan bisa segera dilakukan," katanya.
Tes usap massal sendiri telah digelar di beragam tempat dengan sasaran berbagai elemen masyarakat, mulai pemerintahan, pendidikan, pondok pesantren, dan lokasi keramaian lain.
Imron meyakini, tes usap yang terus dilakukan pihaknya merupakan salah satu bentuk kehadiran negara dalam penanganan wabah ini.
ayo baca
"Efek tes usap massal punya efek positif, kita jadi bisa lebih jelas memetakan kasus di Kabupaten Cirebon," tuturnya.
Terlebih, imbuhnya, pasien tanpa gejala masih mendominasi kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon. Bila penderita Covid-19 tanpa gejala ini tak terdeteksi, dipastikan jumlah pasien positif di Kabupaten Cirebon akan lebih tinggi lagi.
"Mengingat orang tanpa gejala ini tak merasakan apa-apa, dia merasa sehat. Ini lebih bahaya lagi, nanti bisa menularkan ke lebih banyak orang," ujarnya mengingatkan.
PCR Portabel
Ketercapaian tes usap massal yang melebihi target 1% di Kabupaten Cirebon sendiri diakuinya berkat kecepatan gerak timnya. Dalam tempo sekitar 2 hari, hasil tes usap dari laboratorium Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Kota Cirebon, sudah bisa didapat dari. Begitu diketahui warga yang positif, tim dari puskesmas segera menindaklanjuti untuk melakukan penelusuran (tracing).
Selain secara konvensional, Pemkab Cirebon pun memiliki alat PCR portabel yang dapat melakukan pemeriksaan sampel secara cepat. Dalam sekali running, alat ini bisa mengolah 8 sampel dan hanya dengan waktu 45 menit hasilnya sudah diketahui.
Hanya, lanjutnya, sejauh ini alat PCR portabel dimanfaatkan untuk menguji sampel bersifat urgent yang hasilnya harus segera diketahui. Tes usap Bupati Cirebon misalnya, menggunakan alat ini dengan alasan urgensi yang cukup tinggi.
"Pak Bupati harus menghadiri suatu kegiatan bersama warga, jadi alat ini yang kami pakai," jelas Eni Suhaeni.
Alat ini pun dapat digunakan untuk mempercepat tracing pada pasien suspek. Dia menyontohkan, ada pasien yang meninggal dan diduga Covid-19.
Untuk mempercepat informasi ihwal kondisi sang pasien, alat PCR portabel pun dimanfaatkan dalam uji sampelnya. Secara umum, alat ini pun cukup simpel sehingga bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan di daerah-daerah terpencil dengan keterbatasan akses.
ayo baca