Membongkar 4 Mitos tentang Tidur
Tidur adalah aktivitas dasar manusia yang masih dipenuhi misteri dan mitos. Yuk, bongkar 4 mitos tidur yang paling umum! (Shutterstock/Siriluk ok)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang masih mengandung banyak misteri. Namun, berkat perkembangan sains, sejumlah misteri bisa kita bongkar hari ini!
Apa yang terjadi selama tidur merupakan informasi penting. Pasalnya, tertidur berjam-jam tidak terlihat seperti tindakan aman untuk binatang buas di hutan, namun mereka tetap melakukannya.
Namun, kurang tidur pun bisa menyebabkan sejumlah penyakit seperti diabetes, depresi, dan stroke.
Namun, tidur banyak berhubungan dengan “dunia lain”, seperti mimpi dan realitas serta emosi yang diubah. Sudah tidak aneh tidur merupakan aktivitas sederhana yang diselubungi banyak misteri.
1. Otak mati sesaat selama tidur
Otak kita tidak pernah mati meski seseorang tidur. Jika masih bernapas saat tidur, berarti otak tidak sedang “beristirahat”.
Selama tidur rapid eye movement (REM), otak bekerja layaknya seseorang sedang bangun. Tidur REM adalah saat seseorang tidur, namun bola matanya bergerak dengan cepat.
Selama tidur, otak bergerak melewati 4 fase tidur: 3 fase tidur non-REM dan 1 fase REM. Tidur malam yang penuh berarti pengulangan siklus 4 fase tersebut 5 sampai 6 kali.
Saat sejumlah bagian otak tidak begitu aktif saat tidur, beberapa bagian lain bekerja. Amigdala, bagian otak yang mengendalikan emosi, aktif saat kita tertidur.
Thalamus, bagian otak yang mengendalikan indera penglihatan, pendengaran, dan rasa, aktif saat siklus tidur kita tiba di fase REM.
2. Kalau mengingat mimpi, maka tidur akan nyenyak
Mimpi terjadi di fase REM. Hampir semua orang bermimpi setiap malam, namun jarang sekali mimpi bisa diingat.
Riset menunjukkan neuron-neuron tertentu yang aktif saat fase REM merilis hormon pengatur tidur. Hormon ini juga tinggal di dalam hipokampus, bagian otak yang mengatur ingatan. Aktifnya sel-sel hormon ini dapat mencegah ingatan mimpi “disimpan” di dalam hipokampus.
ayo baca
Studi kasus lain menunjukkan orang-orang yang cenderung mengingat mimpinya terbangun di tengah mimpi itu, biasanya malam-malam. Orang-orang yang cenderung melupakan mimpi biasanya tidur sampai pagi, tidak terinterupsi apapun.
Studi tersebut menyimpulkan, apabila seseorang lebih sering mengingat mimpi, artinya dia tidak tidur nyenyak.
3. Jangan bangunkan orang yang tidur berjalan
Mitos umum adalah membangunkan seseorang yang tidur berjalan bisa membuatnya terkejut hingga serangan jantung. Ini adalah hal keliru.
Orang yang tidur berjalan bisa menyakiti diri mereka sendiri saat berjalan tidak sadar. Oleh karena itu, tindakan terbaik adalah mencoba mengajak mereka kembali ke ranjang perlahan-lahan.
Studi dari Inggris menunjukkan lebih baik kita perlahan-lahan membangunkan mereka saat mereka sedang berjalan. Hal ini dapat mencegah mereka kembali berjalan saat membimbing mereka ke kasur di tengah tidur berjalan.
Jangan mengejutkan orang yang sedang tidur berjalan. Mereka bisa kaget atau bereaksi kasar seperti memukul.
4. Alkohol dapat membantu seseorang tidur nyenyak
Saat seseorang mabuk, dia akan tertidur untuk waktu lama. Namun, kualitas tidur dengan cara ini ini tidaklah berkualitas.
Untuk terbangun dengan segar, otak harus melewati 4 fase tidur yang sudah dijelaskan. Alkohol dapat mengurangi persentase fase REM dengan signifikan sehingga orang mabuk akan bangun dengan rasa lelah.
Melihat korelasi alkohol dan narkoba dengan tidur, 35%-70% pengguna alkohol menderita insomnia klinis.
Hanya karena kita tidur lama, belum tentu tubuh kita “diistirahatkan” dengan benar. (Farah Tifa Aghnia)
ayo baca
artikel terkait

Ini 4 Hal Penting soal Tanggal Kedaluwarsa Obat

5 Manfaat Kesehatan dari Membaca Buku

4 Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan

5 Cara Positif untuk Meredakan Patah Hati

5 Manfaat Apel untuk Kesehatan

Jangan Konsumsi 7 Makanan dan Minuman Ini saat Perut Kosong!

Bagaimana Jika Konsumsi Makanan yang Sama Setiap Hari?

5 Manfaat Almond yang Belum Diketahui Banyak Orang