PHK Karena Corona, Keluarga di Bandung Rintis Salon Keliling

Budiman (40) memotong rambut pelanggan jasa salon keliling yang dirintis keponakannya, Rabu (13/5/2020). Budiman merupakan pegawai salon di Kota Cimahi yang mengalami PHK akibat Covid-19. (Ayobandung.com/Nur Khansa)
COBLONG, AYOBANDUNG.COM -- Budiman (40) adalah salah satu warga Kota Bandung yang kehilangan pemasukan karena pandemi Covid-19. Sudah dua bulan pria yang berdomisili di bilangan Sukajadi tersebut hidup bersama tiga anaknya tanpa pemasukan sama sekali.
Budiman dan 10 rekannya diberhentikan dari salon tempatnya bekerja di Cimahi. Hal tersebut membuatnya harus memutar otak, mengingat beban ongkos rumah tangga hingga hutang mau tidak mau tetap harus ditanggung.
Kabar kondisi Budiman kemudian sampai pada keponakannya, Margareth Clementine (24). Mahasiswi Universitas Padjajaran tersebut merasa perlu melakukan sesuatu untuk membantu sang paman, terlebih kabar pahit dampak Covid-19 juga dirasakan sejumlah orang terdekatnya.
"Om saya anaknya 3 orang, ya harus berjuang setelah kena Covid-19. Pacar saya juga termasuk yang kena dampak, mulai bulan depan gajinya dipotong separuh. Jadi iba karena keluarga dan orang terdekat kena dampak sampai seperti ini," ungkapnya pada Ayobandung.com, Rabu (13/5/2020) malam.
Dari sanalah Margareth berpikir untuk membuka jasa salon keliling, merujuk pada keahlian sang paman yang telah lebih dari 20 tahun bekerja di bidang salon dan tata rias. Ide tersebut juga tercetus karena dirinya melihat meningkatnya kebutuhan potong rambut di tengah tutupnya salon dan barbershop.
"Apalagi cowok yang rambutnya harus rutin dipotong. Di media sosial juga sempat tren ngebotakin rambut dan belajar potong rambut sendiri karena semua salon tutup," ungkapnya.
AYO BACA : PSBB Bodebek Diperpanjang Hingga 26 Mei, Ridwan Kamil Keluarkan Aturan Baru
"Sepertinya orang-orang butuh jasa potong rambut profesional yang bisa datang ke rumah," tambahnya.
Margareth kemudian membuka jasa yang dinamainya "Cutrantina" pada 29 April lalu. Jasa salon keliling tersebut menerima permintaan potong rambut, pengecatan rambut, hingga make-up yang bisa didiskusikan dengan calon pelanggan.
Dia memasarkan jasanya tersebut lewat media sosial Instagram dan Twitter. Selama dua minggu beroperasi, Cutrantina telah melayani sekitar 10 pelanggan di Kota Bandung dan Cimahi.
Sejauh ini, seluruh permintaan pelanggan akan dilayani oleh Budiman. Pelanggan dapat memilih jam kedatangan Cutrantina sesuai dengan jadwal yang telah tersedia.
"Untuk pegawai memang kesulitanya mencari yang bisa bawa motor. Sejauh ini baru om saya yang aktif di Cutrantina. Sampai sekarang saya dan om masih berusaha ngajakin pegawai salon lainnya yang kena PHK juga," ungkapnya.
ayo baca
Margareth mengatakan, hingga saat ini usaha yang dirintisnya telah menghasilkan pemasukan hingga lebih dari Rp1.000.000. Rencananya, sebanyak 80% pemasukan diserahkan pada pegawai sementara 20% sisanya digunakan untuk biaya promosi dan operasional lainnya.
AYO BACA : Jabar Waspada Covid-19 Gelombang Kedua
Tarifnya terbilang tidak jauh berbeda dari standar salon dan barbershop modern, yakni di kisaran Rp65.000-Rp70.000. Dia juga menerapkan standar protokol kesehatan selama proses pelayanan, seperti penggunaan masker, sarung tangan hingga pemilihan area layanan yang harus dilakukan di ruangan terbuka.
Mayoritas pelanggan yang memesan jasa Cutrantina rata-rata meminta pangkas rambut.
"Ada juga sih yang minta rambutnya dicat, untuk itu bisa diobrolin dulu. Sejauh ini kita hanya melayani konsumen di Bandung dan Cimahi," jelasnya.
Budiman sendiri merasa cukup terbantu oleh inisiatif sang keponakan. Selama dua minggu belakangan, dia kembali memiliki penghasilan meskipun terbilang jauh lebih kecil dibanding sebelumnya.
"Ya lumayan, udah bersyukur banget daripada tidak ada pemasukan sama sekali. Istilahnya dapur saya kembali ngebul," ungkapnya ketika ditemui saat melayani pelanggannya di bilangan Dago.
Margareth berharap, setelah Covid-19 usai, bisnisnya tersebut dapat terus langgeng. Hal ini diamini oleh Budiman yang menilai bekerja freelance terasa lebih ringan dan membuatnya lebih leluasa mengurus rumah tangga.
"Sebenarnya enak juga kerja lepas begini, saya kan mengurus anak tiga sendirian. Jadi bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga," ungkap Budiman.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/7wYLTN7D8fw" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>
ayo baca
AYO BACA : Mengintip Keberadaan 'Kampung Pengemis' di Kota Bandung
artikel terkait

20 Negara Dilarang Masuk Arab Saudi, Bagaimana Umrah Indonesia?

Peningkatan Fasilitas Pencegahan Covid-19 di Bandara Husein Sastr...

Simulasi Uji Klinis Vaksin Covid-19

Kondisi Pasar Haur Pancuh Setelah Ditutup
_thumb.png?w=93&h=60)
Apa itu PSBB?

Jalan Ir H Djuanda Lengang

Edukasi Pencegahan Virus Corona

Antisipasi Covid-19 di Bandara Husein Sastranegara