Bahaya Covid-19, Warga Diimbau Tak Tukarkan Uang ke 'Inang-inang'

Ilustrasi 'inang-inang' yang menjajakan jasa penukaran uang baru jelang Lebaran. (dok. Ayobandung.com)
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- 'Inang-inang' yang menjajakan penukaran uang baru sudah banyak terlihat berjejer di pinggir jalan Kota Bandung. Pemandangan ini sudah menjadi pemandangan biasa menjelang Lebaran.
Namun, mengingat Indonesia sedang dilanda wabah Covid-19, menukar uang baru dengan menggunakan jasa 'inang-inang' itu dianggap membahayakan. Transaksi yang dilakukan dinilai bisa memperluas penyebaran virus corona.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat (KPw BI Jabar) Herawanto mengatakan, menukar uang di pinggir jalan memiliki risiko yang cukup besar.
AYO BACA : KPw BI Jabar Siapkan Uang Tunai Rp21,66 Triliun untuk Idulfitri 2020
"Kami dari BI ingin menyampaikan imbauan untuk menukarkan uang melalui kantor BI dan kantor perbankan lainnya," ujar dia dalam video conference, Kamis (14/5/2020).
Menurutnya ada 3 risiko yang mengintai aktivitas tersebut. Risiko pertama adalah mendapatkan uang palsu.
Risiko kedua yakni memperoleh uang tunai yang nominalnya jauh lebih kecil dari apa yang telah disepakati dalam transaksi. Lalu risiko terakhir adalah penularan Covid-19.
ayo baca
AYO BACA : PKS Sebut Perpres Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bermasalah
Meski demikian, ia menuturkan saat ini jumlah 'inang-inang' menurun drastis karena wilayah Jabar sedang melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dulu banyak berceceran, sekarang hanya satu dua. Itu pun mereka mengeluh tidak ada orang yang ingin menukar uang," ungkapnya.
Menanggapi keberadaan 'inang-inang' itu, BI Jabar mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan Satpol PP. Namun koordinasi itu terkait dengan penertiban lalu lintas, bukan penangkapan.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/_qli0FOR20I" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>
ayo baca
AYO BACA : Pengemis Menjamur, Masyarakat Diminta Tak Berikan Uang