Menyebar Tradisi Cukur dan Pijat di Bandung ala Putra Garut

Komunitas Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG) wilayah Bandung saat mengadakan acara cukur rambut gratis di RW 01 Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Kamis (28/11/2019). (ayobandung.com/Nnur Khansa)
ANTAPANI, AYOBANDUNG.COM--Anda yang rutin menggunakan jasa pangkas rambut atau barbershop di Kota Bandung mungkin kerap menemukan beberapa di antara mereka berasal dari Garut. Sudah merupakan rahasia umum bahwa pria berdarah Garut konon memiliki kecenderungan khusus untuk merintis hidup sebagai pemangkas rambut.
Hal ini bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, para pemangkas rambut asal Garut ini telah memiliki jaringan dan komunitasnya sendiri. Dinamai Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG), komunitas ini berperan mewadahi para pemangkas rambut asal Garut yang merantau ke berbagai daerah di Indonesia.
Seluruh anggota PPRG saat ini mencapai lebih dari 3.000-an orang. Di Bandung dan sekitarnya, terdapat kurang lebih 200 orang yang tergabung dalam komunitas ini.
"Kami ada koordinator wilayah di tiap daerah. Di wilayah Bandung Sauyunan ini ada 9 korwil, termasuk Bandung Timur, Bandung Tengah, Sarijadi, Soreang, Sukajadi, Rancaekek, Jatinangor, Buahbatu dan Gatot Subroto," ungkap pria yang berperan sebagai Satgas kemanan PPRG, Dicky.
Dicky yang sehari-harinya akrab disapa "Dicky Barber" tersebut mengatakan, sesuai dengan namanya, seluruh anggota PPRG adalah para pemangkas rambut yang berasal dari Garut atau memiliki turunan darah Garut meskipun lama berdomisili di kota lain. Ada hal yang dianggap perlu dilestarikan dari tradisi cukur mencukur rambut ala Garut sehingga komunitas ini terus eksis.
"Hal yang khas dari cukur Garut itu pijitannya. Awalnya hanya tukang cukur dari Garut yang pakai pijit. Lama kelamaan sekarang banyak tukang cukur yang pakai pijit juga," ungkapnya ketika ditemui Ayobandung.com di sela acara cukur rambut gratis bagi warga dan manula di RW 01 Antapani Wetan, Bandung, Kamis (28/11/2019).
AYO BACA : 110 Pemuda Jabar Bangun Desa Lewat Patriot Desa
Dia mengatakan, sebagian pemangkas rambut asal Garut memiliki kemampuan otodidak dalam memberikan servis pijat kepala, leher dan punggung terhadap pelanggan mereka. Sementara sebagian lainnya harus mempelajari hal tersebut terlebih dahulu.
"Tradisi pijat ini yang tidak boleh dihilangkan dari tukang cukur asal Garut," jelasnya.
Urusan belajar, PPRG juga telah mewadahi hal tersebut dengan matang. Komunitas ini memiliki divisi pendidikan dan latihan (diklat) yang diperuntukkan bagi pemangkas rambut baru agar dapat belajar teknik mencukur hingga keramah-tamahan terhadap pelanggan dari para 'senior' nya.
"Diklat ini berhubungan dengan seni cukur, penambahan skill mencukur, memijat, wawasan etika saat melayani customer, cara berbicara yang baik dengan customer, dan sebagainya. Semua itu kan perlu dilatih," ungkapnya. Adapun para pelatih diklat tersebut merupakan para pemangkas rambut asal Garut yang pernah mengantongi sertifikat-sertifikat pelatihan di bidang hairdresser.
ayo baca
Selain itu, dia mengatakan, para pemangkas rambut asal Garut ini juga dituntut untuk senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan tren potongan rambut terkini. Hal tersebut salah satunya dapat dipelajari dari keinginan-keinginan customer.
"Berbeda kepala kan berbeda kemauan, dari situ juga kita banyak belajar. Jadi tidak terpaku pada satu metode saja, harus terbuka dengan tren-tren baru," ungkapnya.
AYO BACA : Uniknya Brownies Arang Bambu Sarat Khasiat
Aksi Sosial
Salah satu hal yang menjadikan para pemangkas rambut asal Garut ini familiar dan banyak dikenal di Kota Bandung bukan saja dari jumlah anggotanya yang banyak dan mudah dijumpai dimana-mana. Tetapi juga karena mereka kerap menggalang atau terlibat dalam berbagai aksi sosial kemanusiaan di tengah-tengah masyarakat.
Sekretaris Umum PPRG Pusat yang juga berdomisili di Bandung, Deni Nugraha mengatakan pihaknya telah beberapa kali mengadakan acara cukur dengan bayaran sukarela di Car Free Day. Hal tersebut biasanya dilakukan sebagai penggalangan dana untuk hal sosial.
"Kami beberapa kali mengadakan kegiatan penggalangan dana saat ada bencana alam misalnya di Banten dan Palu. ada yang sifatnya gratis, ada pula yang memungut bayaran seikhlasnya. Hasil donasi tersebut kami salurkan seluruhnya untuk keperluan sosial," ungkapnya ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.
Hari itu, sebanyak lebih dari 30 anggota PPRG Bandung mengikuti acara cukur rambut gratis bagi warga dan para lansia di RW 01 Antapani Tengah. Awalnya hanya 7 orang yang akan mengikuti acara ini, namun pada akhirnya hal tersebut menggerakan anggota lainnya yang tertarik untuk terlibat.
Mereka berharap, komunitas ini tak hanya dapat mewadahi para anggotanya untuk saling berbagi ilmu terbaru di dunia pangkas rambut, namun juga mempererat silaturahmi internal antara warga Garut maupun dengan masyarakat umum secara luas.
"Kebersamaan dan kekompakkan akan terus kami jaga," ungkap Dicky.
AYO BACA : Menengok 'Kampung Tukang Cukur' di Tasikmalaya
ayo baca