Venezuela Dijuluki Korea Utara di Amerika Selatan

Ilustrasi. (Pixabay)
Nasionalisme bisa didefinisikan sebagai penyerahan diri individu sepenuhnya kepada negara. Aplikasinya, bila invidu maju ke medan perang untuk membela kepentingan negara, jika warga Negara membayar pajak dengan baik dan benar atau bila seorang presiden bekerja keras demi kepentingan nasional maka itu sudah tergolong berjiwa nasionalisme.
Lebih jauh, ilmuwan Jerman, Dr. Friedrich Hertz, menyatakan, tindakan yang mengandung empat hal hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai keaslian, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa dapat digolongkan tindakan yang berjiwa nasionalisme.
Dewasa ini tidak mudah bagi pemerintah merealisasikan jiwa nasionalisme sekalipun demi rakyat sebab berpotensi mengganggu kepentingan negara asing. Bila tak ada kompromi maka akan mengundang intervensi politik, ekonomi, bahkan militer.
Amerika Serikat merupakan negara asing yang paling banyak merasa terganggu kepentingan nasionalnya hingga terlibat konflik di mana-mana. Mulai dari Semenanjung Korea, Laut Cina Selatan, Asia Selatan, sampai Timur Tengah, bahkan sekarang Amerika Selatan khususnya Venezuela. Menlu-nya lebih banyak di luar negeri daripada di kantornya. Untung disediakan pesawat khusus Boeing C-32 atau Boeing 757-200 untuk versi sipil.
Mengapa Amerika Serikat terlibat begitu banyak konflik yang menghabiskan dana bahkan melenyapkan nyawa rakyatnya sendiri atau rakyat negara lain? Sekalipun hal itu mulai dikoreksi Donald Trump dengan meminta pemerintah negara-negara anggota NATO, Jepang, dan Korea Selatan turut menanggung biayanya.
Nilai-nilai nasionalisme Amerika Serikat terdiri atas demokrasi, hak-hak asasi manusia, kebebasan menyuarakan pendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan berbisnis bahkan isu lingkungan hidup pernah mengemuka.
AYO BACA : Donald Trump Prioritaskan Kecerdasan Buatan
Sekalian nilai tersebut bersifat universal, tidak berdasarkan identitas budaya maupun etnis tertentu karena warga negara Amerika Serikat terdiri atas imigran dari seluruh dunia. Adapun penduduk asli, yang disebut suku Indian, dikucilkan. Mereka banyak tinggal di pueblo.
Berdasarkan nilai universal, Washington bisa mengklaim negara lain mengganggu kepentingan nasionalnya, bila mengesampingkan satu atau lebih nilai-nilai tersebut.
Tak jarang perbedaan pandangan berujung sanksi ekonomi, pengucilan secara politis lazimnya melalui keputusan Dewan Keamanan PBB atau melancarkan intervensi militer sampai rezim yang memerintah menyerah atau digulingkan.
Tentu saja motifnya tidak selalu mulia, melainkan ingin menciptakan dominasi agar dunia dalam genggamannya. Ini yang sering dikeluhkan banyak pihak karena mencerminkan arogansi. Mayoritas negara terpaksa mengikuti keinginan AS sembari mengingat, Kerajaan Romawi runtuh karena kebesaran.
ayo baca
Tekanan Kepada Venezuela
Kini, dunia menyaksikan apa yang akan dilakukan Amerika Serikat terhadap Venezuela yang jauhnya 2.201 km karena dipisahkan Kuba, Jamaika, dan laut Karibia. AS mendukung Presiden interim Juan Guaido dan sudah meminta PBB bersidang dengan tujuan mendesak Venezuela menyelenggarakan pemilihan umum.
AYO BACA : Satu dari Tujuh Anak di Amerika Memiliki Gangguan Kesehatan Mental
Secara sepihak, Washington menyita aset bernilai jutaan dolar dari perusahaan minyak dan gas PDVSA Venezuela. Tujuan dari sanksi ini adalah mengubah perilaku, kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin yang menambahkan, ketika ada pengakuan bahwa perusahaan itu adalah milik penguasa yang sebenarnya, pemimpin sebenarnya, maka uang itu akan tersedia bagi Guaido.
Media dan analis berpengaruh mulai menyatakan Venezuela merupakan ancaman terhadap kepentingan nasional Amerika Serikat. Disebutkan, banyak pejabatnya terlibat dalam kejahatan internasional serta menggunakan aset negara termasuk perusahaan energi milik pemerintah mendukung penyelundupan narkotika dan pencucian uang.
Tambahan lagi, kehadiran Rusia dan Tiongkok mengkhawatirkan AS karena Venezuela memiliki sumber daya alam, termasuk uranium dan minyak bumi, serta melibatkan diri dalam kerja sama nuklir dan perdagangan senjata. Caracas memiliki pula hubungan ideologis dengan Kuba. Dalam konteks ini, Venezuela sudah mulai disamakan dengan Korea Utara.
Pada 2010, Presiden Hugo Chaves, ketika itu, menandatangani pembangunan reaktor nuklir dengan Moskow hingga dianggap berniat mempunyai senjata perusak massal. Tiongkok sudah memberi pinjaman dan berinvestasi lebih dari US$60 miliar serta melihat Venezuela merupakan pijakan strategis mengembangkan pengaruh di Amerika Selatan.
Amerika Serikat punya kepentingan sebab merupakan mitra dagang dan importir migas Venezuela. Ia tak ingin kepentingan politis, ekonomis, dan strategisnya terganggu. Tampaknya dukungan terhadap Guaido merupakan langkah awal pilihan tindakan berikutnya.
Menlu Rusia Sergei Lavrov telah mengingatkan supaya jangan ada intervensi militer terhadap sekutunya. Peringatan ini rupanya didasarkan juga kepada keberhasilan mempertahankan Presiden Syria Basher al Assad.
Farid Khalidi
AYO BACA : Trump Tetap tak Akui Kepemimpinan Presiden Maduro di Venezuela
ayo baca
Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
artikel terkait

Dokter Djundjunan Menangani Penyakit

5 Makanan yang Cocok untuk Diet dan Karantina saat Pandemi Corona

2 Pasien Negatif Virus Corona

2020 Gedung Sate Berusia 100 Tahun

3 Kios Hanyut di Sungai Cidurian
![[Info Grafis] 11 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak](https://cdn.ayobandung.com/images-bandung/post/articles/2020/01/08/75744/11_cara_menjaga_kesehatan_mental_anak_thumb.jpg?w=93&h=60)
[Info Grafis] 11 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak

5 Efek Buruk Jika Terlalu Banyak Minum Teh
_thumb.jpg?w=93&h=60)
5 Olahan yang Cocok Dijadikan Sarapan