Apakah eSports Termasuk Olahraga? Ini Penjelasan KONI

Ridel Yesaya Sumarandak Sumbang Medali Emas Asian Games 2018 di cabang eSports. (E-Sports Association Twitter)
PASIR KALIKI, AYOBANDUNG.COM--Ada yang menarik saat ajang Asian Games 2018. Elektronik sports (eSports) masuk ke dalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Bahkan salah seorang atlet asal Indonesia, Ridel Yesaya Sumarandak, sukses menjuarai turnamen eksebisi Clash Royale untuk cabang olahraga ini.
Pro kontra masih terjadi di kalangan masyarakat. Sebagian setuju eSport menjadi salah satu cabang olahraga baru. Namun tidak sedikit juga yang menolaknya. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa eSports tak lebih dari aktivitas bermain gim.
Wakil Ketua Bidang Psikologi KONI Jawa Barat, Ardanti R Widyastuti, menjelaskan bahwa eSports masuk ke dalam kategori mind sport, layaknya cabang olahraga Bridge atau Catur.
“Masih banyak yang beranggapan kalau olahraga itu kegiatan yang mengeluarkan keringat. Kalau eSports kelihatannya tidak. Saya tegaskan di sini eSports adalah mind sport, yang menitikberatkan kognitif serta motorik halus,” katanya dalam jumpa pers High School League (HSL), Senin (17/9/2018).
eSports sudah memenuhi tiga komponen olahraga, di antaranya memiliki strategi, berpengaruh kepada kebugaran tubuh, serta menjaga koordinasi tubuh.
AYO BACA : High School League, Cetak Bibit Muda Dunia e-Sports
Dilihat dari sisi strategi, eSports merupakan cabang olahraga yang memiliki tingkat kesulitan yang kompleks dari sisi penyelesaiannya. Oleh karenanya, diperlukan pengelolaan sumber daya yang baik pada setiap atlet yang akan diturunkan.
ayo baca
“Untuk kebugaran juga bisa dilihat kalau atlet eSports dituntut memiliki stamina dan daya konsentrasi yang tinggi,” paparnya.
Seorang atlet eSports juga dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir yang cepat dan tepat. Atlet eSports harus multitasking karena akan melakukan banyak hal dalam satu waktu. Mulai dari mencetak skor, melihat gerak-gerik musuh, hingga mematikan pergerakan lawan.
“Sebuah studi membuktikan kemampuan refleks seorang gamer lebih baik dari kebanyakan orang. Seorang gamer profesional dapat melakukan 300 aksi per menit,” ucapnya.
Maka dari itu, seorang atlet eSports harus memiliki kesehatan yang prima. Ardianti juga mengungkapkan beberapa pola latihan yang dapat dilakukan oleh para atlet eSports untuk menjaga kebugarannya.
“Paling utama itu latihan kardiovaskular. Bisa dengan jogging, renang, atau HIT (high intensity training). Juga menjaga asupan gizinya,” tuturnya.
ayo baca
AYO BACA : Hore, Ada Bonus untuk Atlet Kota Bandung Penyabet Medali Asian Games
artikel terkait

4 Kontroversi Stafsus Milenial Presiden
_thumb.jpg?w=93&h=60)
Aksi Berujung Ricuh
_thumb.jpg?w=93&h=60)
Mahasiswa Unpad Gelar Aksi Damai di Bawaslu Jabar

5 Terdakwa Kasus Suap Proyek Meikarta Diperiksa

5 Kriteria Pemimpin yang Disukai Masyarakat

Bale Asih, Toko Perlengkapan Sekolah Gratis

4 Pemain Ini Resmi Didepak Persib Bandung

Infografis Vanessa Angel