BANDUNG,AYOBANDUNG.COM - Pemerintah terus menggenjot peluasan lahan pertanian, tahun ini saja ditargetkan 2,18 juta hektar penambahan lahan pertanian di Jawa Barat.

Namun, disisi lain, banyak lahan pertanian eksisting yang berkurang karena alih fungsi, baik karena kepentingan pembangunan maupun alih fungsi lahan yang disebabkan oleh perkembangan industri.

Salah seorang petani asal Desa Jatisari Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Sudirman mengatakan, luas lahan pertanian semakin menyusut, sehingga petani penggarap semakin sulit mendapatkan lagan garap.

"Contohnya di Kutawaringin, stadion si Jalak Harupat saja memakan 100 hektar lebih sawah," tutur Sudirman ketika diwawancara saat kunjungan menteri Pertanian, Rabu (20/7/2016).

Selain itu, pertumbuhan perumahan dan indsutri juga membuat ratusan bahkan ribuan hektar lahan menyusut. Dia berharap, agar ada ketegasan dari pemerintah yang bisa melindungi petani.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan untuk melindungi lahan hijau, pemerintah sudah membuat Rencana Tata ruang wilayah (RTRW) yang mengatur peruntukan sebuah wilayah, baik untuk industri, perumahan maupun pertanian.

"Kita punya RTRW, bahkan beberapa kecamatan sudah mempunyai PDTR (perencanaan Detil Tata ruang), itu yang melindungi kita dari alih fungsi lahan secara ilegal,"tutur Aher (sapaan akrab gubernur jawa Barat).

Karena sudah diatur dengan RTRW dan PDTR, maka petani tidak usah khawatit adanya alih fungsi lahan. Kalaupun terjadi pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan, maka kata aher, hanya ada dua orang yang bisa diseret ke meja hijau.

"Kalau ada alih fungsi lahan secara ilegal, hanya dua orang yang bisa disalahkan. Kepala daerah atau pengusahanya,"tegasnya. (Daneza)