Adil Untuk Diri Sendiri Susah ya Pak Wali?

KOMENTAR: Seksolog Bagus Ramhat pun menanggapi prihal kisruhnya PPDB di Kota Bandung.(yatti/ayobandung)
Bandung- Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB) ternyata memang menjadi perhatian semua pihak, terutama orang tua. Sayangnya ketika semua orang mengikuti aturan main PPDB, ternyata si pembuat aturan sendiri yang akhirnya menabrak aturan itu dengan dalih rasa keadilan.
Menanggapi keadilan dalam PPDB, seksolog Bagus Rahmat pun akhirnya berkomentar dalam media sosial path. Berikut petikannya:
“...penerapan aturan baru saat berdialog di PRFMm bahwa kedepannya menurut Kang Emil tidak ada sekolah unggulan, karena unggulan itu hanya persepsi orang tua, Saya setuju sekali dengan filosofi ini, Namun apakah di seluruh sekolah sudah dipersiapkan segala sumber daya untuk menjadikan seluruh sekolah berkualitas?
Jika tidak maka Bapak Wali Kota sudah berlaku tidak adil, Saya juga ingin menanyakan dimana putra/putri Kang Emil bersekolah jika bersekolah di SMAN 3 tentunya tidak sesuai dengan aturan dan filosofi yang beliau tetapkan. Secara rayon jelas menyimpang, secara filosofi kang emil sama seperti orang tua lainnya yang masih percaya ada sekolah unggulan dan non unggulan. Jadi jangan menjadikan alasan pemerataan pendidikan, jika anda sendiri tidak yakin bahwa pemerataan pendidikan memang bisa dilakukan.
(Bagus Rahmat) . “
ayo baca
Sementara Ketua Keruarga Pendidikan (KerLip) Yanti Sriyulianti, menyebutkan jika ia pun memiliki pengalaman yang sama prihal rayonisasi, ketika anaknya harus memutuskan memilih sekolah yang dekat rumah yakni cukup berjalan kaki.
“Rasanya gimana gitu. Karena merasa tahu kalau sekolah tersebut nyaris tak dikenal. Alhamdulillah guru-guru dan kepala sekolahnya tanggap pada perubahan,” jelasnya.
“Banyak terobosan- terobosan bagus untuk peningkatan mutu di sekolah tersebut. Lebih membahagiakan lagi, ananda jadi apet sama keluarga karena kelewatan terus tiap hari, bahkan sampai buka rumah baca,” paparnya.
Ia menilai memang butuh waktu dan pengorbanan untuk sampai pada pemerataan kualitas layanan pendidikan yg diharapkan. Meski demikian ia juga menyayangkan sikap Wali Kota Bandung yang ternyata tidak melaksanakan perwal yang dibuatnya sendiri. “Jangan sampai hak anak dan hak atas pendidikan akhirnya jadi korban,” tegasnya.
Sementara itu seniman asal Bandung Mat Don menyebutkan “PPDB itu, semacam taman hati bagi sebuah keindahan kota.Tapi Ia tak lebih penting daripada taman-taman duniawi,” ujarnya.
Nah menurut anda PPDB Kota Bandung seperti apa sekarang ini? (yatti)
ayo baca
Berita ini merupakan hasil kerja sama antara Ayo Media Network dan Editor Ayobandung.
Isi tulisan di luar tanggung jawab Ayo Media Network.